Budaya  

Ini Aturan Penggunaan Baju Bodo, Jangan Sampai Salah Warna!

Ini Aturan Penggunaan Baju Bodo, Jangan Sampai Salah Warna!
BAJU BODO. Pakaian Adat Bugis, Sulawesi Selatan, Baju Bodo, memiliki aturan penggunaan yang berbeda-beda di tiap warnanya. (foto:istimewa)

INSPIRASI NUSANTARA– Baju Bodo, pakaian adat Bugis, Sulawesi Selatan ini memiliki aturan dalam penggunaannya. Tiap-tiap warna mengandung makna filosofis tersendiri.

Berdasarkan tradisi turun-temurun, warna yang dikenakan dalam Baju Bodo menjadi simbol status sosial dan usia pemakainya.
Meski sudah berusia ratusan tahun, sebagian masyarakat  tetap memegang teguh aturan ini dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk keluarga bangsawan.

Dalam Buku Manusia Bugis, Pelras menjelaskan bahwa setiap warna waju bodo atau baju bofo yang dikenakan oleh seseorang mewakili kelompok  tertentu. Berikut aturan penggunaan baju bodo berdasarkan warnanya.

Warna Kuning

Baju Bodo berwana hanya diperuntukkan bagi gadis dari kalangan bangsawan tinggi atau yang dikenal sebagai pattola, yang memiliki darah murni.

Warna kuning ini terinspirasi oleh to Manurung, sosok pemimpin yang pertama kali muncul di Tanah Bone, dan warna ini menjadi lambang kemurnian serta keagungan garis keturunan.

Warna merah atau hijau

Baju Bodo berwarna merah dan hijau biasanya digunakan oleh keturunan bangsawan yang menyandang gelar “andi.” Warna-warna ini memiliki makna bahwa pemakainya merupakan bagian dari keluarga bangsawan, tetapi tidak dalam garis darah murni.

Merah Tua

Baju boro berwarna merah tua atau disebut “nyila,” adalah simbol kedewasaan dan diperuntukkan bagi kalangan orang dewasa.

Hijau muda

Baju Bodo berwarna hijau muda yang dikenakan oleh gadis bangsawan melambangkan usia muda mereka, bak pucuk daun yang baru tumbuh. Seiring bertambahnya usia, warna baju bodo yang dikenakan pun semakin tua, menyimbolkan pengalaman dan kematangan.

Warna putih

Baju bodo berwarna putih memiliki arti tersendiri, digunakan oleh indo pasusu, atau perempuan yang menjadi pengasuh. Hal ini melambangkan kesucian dan kesetiaan dalam mendampingi kehidupan keluarga bangsawan.

Meski kini zaman sudah berubah, masih banyak yang memegang erat aturan tradisional ini sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan identitas budaya mereka. Baju bodo bukan hanya sekadar pakaian, melainkan pula sarana untuk mengekspresikan nilai dan filosofi kehidupan yang sarat makna.

Bagi masyarakat luar, tradisi ini mungkin tampak sebagai sesuatu yang kuno, tetapi bagi sebagian masyarakat Bugis, aturan warna dan makna baju bodo menjadi bukti nyata dari kekayaan budaya yang patut dilestarikan.

Hingga kini, nilai-nilai budaya ini mengalir dalam kehidupan mereka, menjadikan baju bodo lebih dari sekadar pakaian, tetapi warisan yang mengandung pesan mendalam bagi generasi penerus. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *