INSPIRASI NUSANTARA–Belanda tidak hanya menorehkan cerita kelam penjajahan di Nusantara, tetapi juga meninggalkan pengaruh budaya. Hingga kini, pengaruh itu masih terasa, membentuk identitas baru bernama Kebudayaan Indis.
Indonesia menyimpan jejak kolonialisme Belanda yang sangat mendalam, terutama dalam bentuk warisan budaya yang hingga kini masih tampak nyata. Selama lebih dari tiga abad kolonialisasi, interaksi antara Belanda dan masyarakat lokal menciptakan akulturasi yang melahirkan budaya campuran yang disebut Kebudayaan Indis.
Akulturasi ini tidak hanya melibatkan gaya hidup, tetapi juga mencakup aspek lain seperti arsitektur, bahasa, kuliner, hingga tata cara sosial.
Belanda hadir di Indonesia sejak abad ke-16 melalui perdagangan, kemudian VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), hingga akhirnya menjadikan Indonesia sebagai koloni penuh.
Dalam kurun waktu tersebut, Belanda membawa unsur-unsur kebudayaan Eropa yang mereka adaptasi dengan budaya lokal. Bentuk Akulturasi Budaya Indis tersebut sebagai berikut.
1. Kuliner
Budaya makan Belanda di Indonesia berkembang menjadi kombinasi unik melalui jamuan seperti Rijsttafel, di mana makanan khas Indonesia dipadukan dengan tata cara makan formal ala Eropa.
2. Pendidikan dan Politik Etis
Pada awal abad ke-20, Belanda memperkenalkan politik etis yang memberikan kesempatan pendidikan bergaya Barat kepada pribumi. Pendidikan ini mendorong adopsi nilai-nilai Eropa, mulai dari gaya berpakaian hingga tata krama sosial.
3. Arsitektur Indis
Bangunan kolonial dengan gaya Indis mencerminkan perpaduan arsitektur Eropa dan tradisional lokal. Rumah-rumah bergaya Indis, misalnya, menggabungkan struktur khas Eropa dengan desain atap mirip rumah tradisional Jawa, seperti Joglo atau Limasan. Hal ini juga terlihat pada gedung-gedung seperti stasiun, gereja, dan kantor pemerintahan.
4. Perkawinan Campuran
Minimnya perempuan Belanda di Hindia Belanda mendorong pria Eropa menikahi perempuan lokal. Anak-anak dari perkawinan ini, yang dikenal sebagai Indo, memainkan peran penting dalam menyebarkan budaya campuran ke masyarakat luas.
5. Struktur Sosial Kolonial
Masyarakat pribumi yang bekerja di rumah tangga atau lingkungan Belanda sering terpapar budaya Eropa, baik dalam kebiasaan sehari-hari maupun gaya hidup. Paparan ini secara bertahap memengaruhi pola hidup masyarakat lokal.
6. Adopsi Budaya oleh Elit Lokal
Kaum bangsawan pribumi, terutama di Jawa, mulai mengadopsi elemen budaya Eropa sebagai simbol status sosial, seperti dalam tata cara makan atau pemakaian busana formal.
Meskipun kebudayaan Indis mulai pudar setelah pendudukan Jepang pada 1942, jejaknya tetap terlihat hingga saat ini melalui bangunan, kuliner, serta tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Warisan budaya Belanda di Indonesia mencerminkan hubungan kompleks antara penjajah dan masyarakat lokal. Awalnya lahir dari dominasi kolonial, akulturasi ini menciptakan kekayaan budaya yang kini menjadi bagian penting dari identitas bangsa Indonesia.
Mengingat dan memahami warisan ini tidak hanya penting untuk mengenang sejarah, tetapi juga untuk melihat bagaimana budaya mampu menjadi jembatan antara perbedaan. (fit/in)
Sumber:
Feni Eka Sulistiarini, dkk. (2023) Kebudayaan Indis sebagai Hasil Pengaruh Kebudayaan Barat di Indonesia, KRINOK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP UNJA.