INSPIRASI NUSANTARA– Enrekang dikenal dengan dangke, keju tradisional dari susu alami. Namun di balik reputasi kuliner itu, 18,6 persen anak-anak di daerah ini masih mengalami stunting.
Kuliner khas Enrekang Dangke yang tebuat dari susu alami dengan rasa gurih, teksturnya mirip keju, dan selama ini menjadi ikon kuliner khas Enrekang. Namun ironisnya, di balik potensi pangan lokal ini, prevalensi stunting di Enrekang masih cukup tinggi.
Berdasarkan laporan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sulawesi Selatan, hasil pengukuran balita pada Agustus 2023 menunjukkan bahwa 18,6 persen anak di Enrekang mengalami stunting. Angka ini jauh di atas rata-rata provinsi yang tercatat sebesar 7,6 persen dari total 558.648 balita yang diukur.
Dilansir dari laman resmi penerbit jurnal MDPI, sebagai sumber nutrisi dan faktor bioaktif yang optimal, susu dan produk olahan susu alami berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Berbagai studi internasional telah menunjukkan bahwa susu alami dan produk olahannya mengandung nutrisi dan senyawa bioaktif penting untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Manfaat Susu Alami untuk Pertumbuhan
Sebuah studi awal pada anak-anak Skotlandia menunjukkan bahwa konsumsi rutin susu selama tujuh bulan meningkatkan tinggi badan hingga 20 persen. Studi lain di Vietnam menemukan bahwa asupan susu selama enam bulan berhasil menurunkan angka stunting hingga 10 persen pada anak usia sekolah dasar.
Meski begitu, tak semua studi menunjukkan hasil yang konsisten sebagian uji coba tidak menemukan pengaruh signifikan terhadap tinggi badan. Ini menunjukkan bahwa dampak susu terhadap pertumbuhan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti pola makan keseluruhan, sanitasi, dan lingkungan sosial.
Enrekang dikenal sebagai daerah dengan sumber susu alami dan makanan bergizi seperti dangke. Namun, ironisnya, angka stunting di wilayah ini masih tergolong tinggi.
“Salah satu penyebabnya kemungkinan terletak pada keterbatasan akses, kebiasaan konsumsi masyarakat, serta kurangnya edukasi gizi di tingkat rumah tangga,” ungkap Srihartati, seorang ibu rumah tangga di Enrekang.
“Dangke, yang seharusnya menjadi solusi lokal, belum tentu dikonsumsi secara merata oleh anak-anak yang rentan. Padahal, jika dikemas dalam program intervensi gizi lokal yang terstruktur, makanan ini bisa menjadi bagian dari upaya penurunan stunting berbasis kearifan lokal,” tutup Ibu Srihartati.
Baca juga : Susu Alami Jadi Dangke, Ikon Kuliner dari Sejuknya Enrekang
Penyebab dan Cara Mencegah Stunting
Dilansir dari Kemenkes, stunting terkait dengan banyak penyebab, antara lain faktor asupan gizi ibu dan anak, status kesehatan balita, ketahanan pangan, lingkungan sosial dan kesehatan, lingkungan pemukiman, kemiskinan, dan lain-lain (UNICEF, 2013; WHO, 2013).
Cara Pencegahan Stunting
Yang Bisa Dilakukan Ibu
Cara mencegah stunting yang bisa dilakukan oleh ibu hamil adalah:
1. Mengonsumsi makanan tinggi protein
2. Rutin periksa kehamilan
3. Mengonsmsi tablet tambah darah jika diperlukan
Yang Bisa Dilakukan Orang Tua
Untuk orang tua, lakukan hal ini agar anak tidak stunting:
1. Berikan ASI eksklusif 6 bulan ke anak
2. Berikan MP-ASI sesuai dengan umur anak (bayi)
3.Rutin periksa ke dokter untuk mengecek perkembangan dan pertumbuhan, serta status gizi anak
4. Lengkapi imunisasi wajib dan tambahan
5. Berikan stimulasi kepada bayi sesuai dengan usianya
6. Pastikan lingkungan rumah dalam keadaan bersih
7. Jika bayi sakit, langsung ke rumah sakit/dokter
Yang Bisa Dilakukan Anak – anak
Sementara itu, anak-anak sebaiknya:
1. Terapkan pola hidup sehat seperti menghindari konsumsi rokok dan NAPZA
2. Terapkan gizi seimbang
3. Diberikan ilmu tentang kesehatan reproduksi
Penting bagi pemerintah daerah dan pelaku gizi masyarakat untuk melihat kembali potensi pangan lokal sebagai alat intervensi. Edukasi tentang manfaat susu alami, peningkatan akses terhadap produk bergizi, serta dukungan terhadap peternak dan UMKM lokal bisa menjadi langkah strategis untuk mengubah wajah gizi anak-anak Enrekang. (*/IN)