INSPIRASI NUSANTARA–Apa yang membuat pergantian tahun di Sulawesi Selatan begitu istimewa dibandingkan tempat lain? Jawabannya terletak pada filosofi mendalam di balik tradisi yang tetap hidup hingga kini.
Di Sulawesi Selatan, pergantian tahun bukan hanya momen untuk merayakan datangnya tahun baru. Tradisi masyarakat setempat mengandung pesan-pesan mendalam yang melampaui kemeriahan semata.
Filosofi kebersamaan menjadi inti dalam perayaan ini. Masyarakat sering mengadakan acara keluarga atau komunitas, menjadikannya ajang mempererat tali silaturahmi.
Tradisi ini mencerminkan nilai luhur budaya setempat yang menekankan pentingnya hubungan sosial sebagai sumber kebahagiaan dan harmoni. Dengan berbagai ritual sederhana atau doa bersama, masyarakat Sulawesi Selatan memanfaatkan pergantian tahun untuk mengungkapkan rasa terima kasih atas keberkahan yang telah diterima.
Tradisi ini mempertegas bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kedamaian hati dan kebersamaan.
Berikut beberapa aspek menarik dari makna filosofis perayaan tahun baru di Sulsel:
1. Meriam Bambu, Simbol Kebahagiaan
Di malam pergantian tahun, dentuman meriam bambu atau baraccung kerap menghiasi langit Sulsel. Suaranya yang bergema menjadi simbol sukacita dan semangat menyambut awal yang baru. Uniknya, tradisi ini tak hanya dirayakan oleh satu kelompok masyarakat. Kehadiran baraccung sering kali melibatkan kolaborasi lintas agama dan budaya, mencerminkan nilai solidaritas dan keharmonisan yang kuat di Sulsel.
2. Kebersamaan dalam Keluarga
Tahun baru juga menjadi momen istimewa bagi masyarakat Sulsel untuk mempererat hubungan keluarga. Tradisi ini sangat dinantikan, terutama bagi anggota keluarga yang merantau. Berkumpul bersama menjadi waktu yang berharga untuk saling berbagi cerita dan memperkuat ikatan kekeluargaan.
3. Hidangan Khas yang Penuh Makna
Tak lengkap rasanya merayakan pergantian tahun tanpa menyajikan kuliner khas Sulsel. Hidangan seperti burasa, kapurung, dan pa’piong menjadi simbol kehangatan dan rasa syukur atas berkah yang telah diterima sepanjang tahun. Setiap makanan memiliki filosofi tersendiri, mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan penghargaan terhadap tradisi.
4. Ritual Syukur dan Doa Bersama
Bagi banyak masyarakat di Sulsel, malam tahun baru dimulai dengan doa bersama atau ritual adat yang khidmat. Selain sebagai ungkapan syukur, ini juga menjadi momen refleksi untuk memulai tahun baru dengan semangat pembaruan.
5. Harmoni dalam Keberagaman
Perayaan tahun baru di Sulsel mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak hanya terletak pada perayaan besar, tetapi juga pada harmoni dan kebersamaan antarindividu. Nilai-nilai seperti sipakatau (saling menghormati) dan sipakainge (saling mengingatkan) menjadi landasan penting dalam setiap tradisi yang dilakukan.
Dengan perpaduan tradisi, kuliner, dan nilai sosial yang kental, perayaan tahun baru di Sulawesi Selatan menjadi lebih dari sekadar momentum pergantian waktu. Ia adalah wujud nyata dari filosofi kehidupan masyarakat Sulsel yang menghargai kebersamaan, solidaritas, dan rasa syukur. (fit/in)