back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
25.1 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

BAZNAS Enrekang Salurkan Rp15 Juta untuk Bedah Rumah Keluarga Almarhum Aldi

ENREKANG, inspirasinusantara.id — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Enrekang menyalurkan bantuan program bedah rumah senilai Rp15 juta kepada keluarga almarhum Aldi Oktavian, pelajar Madrasah...
BerandaBudayaMakna Filosofis di Balik Songkok To Bone dalam Dunia Bisnis

Makna Filosofis di Balik Songkok To Bone dalam Dunia Bisnis

INSPIRASI NUSANTARA — Songkok To Bone merupakan salah satu identitas budaya Sulawesi Selatan, khususnya suku Bugis-Makassar. Songkok To Bone memiliki nilai-nilai filosofis yang relevan dalam dunia bisnis.

Dalam sebuah laporan penelitian yang dirilis oleh Institut Pemerintahan Dalam Negeri pada tahun 2022, dikatakan bahwa penggunaan Songkok To Bone sudah bersifat terbatas. “Pemakaian Songkok to Bone sudah mulai ditinggalkan masyarakat, karena hanya dipakai pada saat tertentu saja, seperti pesta pernikahan, perayaan hari ulang tahun daerah atau pada acara seremoni saja,” tulis Prof. Dahyar Daraba, dkk. dalam penelitan tersebut.

Hal ini, menurut Daraba, dkk. akan mempengaruhi tingkat produksi yang berimbas pula pada kegiatan ekonomi masyarakat pengrajin Songkok to Bone. Padahal, lanjut Daraba, Songkok to Bone memiliki nilai-nilai filosofis yang masih sejalan dengan peradaban manusia dan budaya masa kini, bahkan menjadi cerminan identitas seseorang. 

“Apabila pemakaiannya bersifat terbatas, tidak hanya akan mempengaruhi tingkat produksi yang menjadi kegiatan ekonomi masyarakat, tetapi juga melarutkan nilai budaya pada pergeseran nilai yang sejalan dengan peradaban manusia dan budaya masa kini.

Songkok To Bone dikenal juga sebagai “Songkok Recca” atau “Songkok Pamiring”. Penamaan ini memiliki nilai sejarah asal-muasal pembuatan, nilai sosial dan komunal yang menjadi latar belakang penamaan yang harus terus-menerus dihidupkan atau dilestarikan. 

Songkok ini bukan sekadar penutup kepala, tetapi simbol yang mengandung pesan mendalam tentang kepemimpinan, tanggung jawab, dan integritas. Berikut ini makna filosifis di balik Songkok To Bone.

1. Lambang Kepemimpinan dan Kewibawaan

Songkok To Bone sering digunakan oleh tokoh adat atau pemimpin, mencerminkan kewibawaan dan kepercayaan. Dalam bisnis, nilai ini berarti seorang pemimpin harus memiliki kredibilitas yang tinggi, mampu menjadi panutan, dan memimpin dengan bijaksana.

2. Kesederhanaan yang Elegan

Desain songkok yang sederhana namun penuh makna mencerminkan prinsip hidup yang tidak berlebihan tetapi tetap berkelas. Dalam dunia bisnis, ini mengajarkan pentingnya efisiensi dan fokus pada nilai-nilai inti perusahaan tanpa harus terjebak dalam hal yang tidak esensial.

3. Ketekunan dan Konsistensi

Proses pembuatan Songkok To Bone membutuhkan ketelitian dan ketekunan, seperti halnya membangun bisnis yang sukses. Filosofi ini mengajarkan pentingnya kerja keras, konsistensi, dan perhatian terhadap detail dalam menjalankan usaha.

4. Simbol Integritas dan Kepercayaan

Dalam budaya Bugis-Makassar, penggunaan songkok ini menunjukkan seseorang yang dipercaya dan dihormati. Nilai ini relevan dalam bisnis, di mana kepercayaan adalah fondasi utama hubungan antara pemimpin, karyawan, mitra, dan pelanggan.

5. Adaptasi dalam Modernitas

Songkok To Bone kini sering dikenakan dalam berbagai acara modern, menunjukkan kemampuan budaya lokal untuk beradaptasi dengan zaman. Dalam bisnis, ini mencerminkan pentingnya inovasi dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan pasar.

Dengan mengadopsi filosofi dari Songkok To Bone, pelaku bisnis tidak hanya membawa nilai-nilai budaya lokal ke dalam praktiknya tetapi juga membangun pondasi yang kuat untuk keberlanjutan usaha. Filosofi ini mengingatkan bahwa kesuksesan bisnis tidak hanya tentang keuntungan, tetapi juga tentang nilai-nilai moral dan etika yang dijunjung tinggi. (*/IN)