back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
30.1 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Duduk atau Jongkok? Jejak Karbon di Balik Toilet 

inspirasinusantara.id – Saat berbicara soal perubahan iklim, mungkin yang pertama terlintas di benak kita adalah kendaraan bermotor, limbah industri, atau pembangkit listrik berbahan bakar...
BerandaBudayaPa'pangngan : Tradisi Toraja Ini Ajarkan Persatuan Lewat Suguhan Sirih

Pa’pangngan : Tradisi Toraja Ini Ajarkan Persatuan Lewat Suguhan Sirih

INSPIRASI NUSANTARA– Dalam masyarakat Toraja, “pa’pangngan” melambangkan keakraban, persaudaraan, dan penghormatan. Ketika sirih disuguhkan, itu menjadi tanda keramahan sekaligus penerimaan terhadap tamu atau anggota masyarakat.

Daun sirih telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Toraja, Sulawesi Selatan. Tradisi menyuguhkan sirih, atau biasa disebut “pa’ pangngan,” adalah praktik yang telah berlangsung turun-temurun dan memiliki nilai budaya,  serta simbolik yang tinggi.

Menyuguhkan sirih atau “pa’pangngan” bagi masyarakat Toraja bukan sekadar kebiasaan, melainkan bagian dari tradisi yang mengakar. Dalam berbagai acara adat, seperti pesta pernikahan, pemakaman, dan ritual keagamaan, daun sirih sering disuguhkan sebagai simbol penghormatan dan persaudaraan.

Dilansir dari Journal of antrophologi  dalam judul Ma’pangngan, Menurut kamus bahasa Toraja Pa’pangngan yaitu menjamu dengan sirih; melayani dengan sirih. Masyarakat Buntu Burake menanam dan mengkonsumsi sirih dalam kesehariannya, serta menggunakannya pada berbagai praktik ritual adat.

Dalam budaya Toraja, menyuguhkan sirih atau “pa’pangngan” melambangkan ikatan sosial yang erat. Ketika seseorang menawarkan sirih, itu menandakan keramahan dan penerimaan. Oleh karena itu, sirih menjadi simbol keakraban dan kesatuan bagi masyarakat Toraja.
Meski modernisasi terus berkembang, masyarakat Toraja tetap menjaga tradisi menyuguhkan sirih ini. Generasi muda pun diajarkan untuk memahami dan menghormati nilai-nilai yang terkandung di balik praktik “pa’pangngan,” sehingga warisan budaya ini tidak hilang ditelan zaman.

Dengan simbolisme yang mendalam, tradisi menyuguhkan sirih menjadi cerminan kebijaksanaan budaya Toraja yang mengajarkan pentingnya menjaga hubungan sosial, rasa hormat, dan kesatuan. Di tengah arus perubahan, tradisi ini menjadi pengingat akan akar budaya yang patut dijaga dan dihargai. (fit/in)