back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
26.5 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Eco-anxiety : Anak Muda Makassar dan Kecemasan Iklim

Generasi muda Makassar tumbuh di tengah krisis iklim dan kecemasan yang tak mereka ciptakan. Dari gawai, kelas, hingga ruang keluarga, kekhawatiran mereka tak selalu...
BerandaPemerintahanPemkot Makassar Perkuat Komunikasi Kebijakan dengan Serikat Buruh

Pemkot Makassar Perkuat Komunikasi Kebijakan dengan Serikat Buruh

IN, MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan komitmen Pemerintah Kota Makassar dalam membangun komunikasi kebijakan yang efektif dan kolaboratif dengan serikat buruh. Pernyataan ini disampaikannya saat menghadiri acara ramah tamah peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 2025, yang digelar di Hotel Sheraton Makassar, Senin (5/5/2025) malam.

Mengusung tema “May Day is Collaboration Day”, kegiatan ini dihadiri oleh ratusan buruh dari berbagai sektor. Dalam sambutannya, Munafri menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, serikat buruh, dan pelaku usaha sebagai fondasi dalam merumuskan dan menjalankan kebijakan ketenagakerjaan di daerah.

BACA JUGA: Buruh Bangunan di Makassar Tak Paham Program Perlindungan Pekerja Rentan

“Apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan saudara-saudara serikat buruh, tentu kami respons secara maksimal. Pemerintah kota hadir untuk mendengar dan menjembatani kepentingan semua pihak,” ujar Munafri.

Menurutnya, banyak persoalan dalam hubungan industrial muncul akibat kurangnya komunikasi. Untuk itu, ia mengusulkan pembentukan forum komunikasi rutin bulanan antara pemerintah kota, serikat buruh, dan pengusaha, sebagai wadah untuk menyampaikan aspirasi dan mencari solusi secara bersama.

“Setiap bulan kita duduk bersama. Apabila ada persoalan, kita evaluasi dan selesaikan bersama, agar ke depan tidak terulang,” jelas wali kota yang akrab disapa Appi.

Ia menambahkan, pertemuan rutin ini bukan hanya sebagai bentuk responsif terhadap isu ketenagakerjaan, tetapi juga sebagai upaya membangun kebijakan yang berbasis dialog dan partisipasi.

“Target kita, di Hari Buruh tahun depan, kita tidak lagi disibukkan dengan persoalan-persoalan lama. Kita rayakan dengan penuh kebersamaan,” lanjutnya.

Munafri juga menyoroti pentingnya peran pemerintah sebagai fasilitator yang menjembatani komunikasi antara pekerja dan pemberi kerja. Ia berharap para pengusaha mampu merespons secara terbuka setiap masukan dari serikat buruh.

“Setiap daerah punya dinamika yang berbeda. Tapi jika komunikasi dan koordinasi berjalan baik, maka semua persoalan bisa diselesaikan tanpa konflik,” pungkasnya. (*/IN)