Wisata  

Rahasia Indahnya Kupu-Kupu Bantimurung: Surga Keanekaragaman Hayati yang Terancam

Rahasia Indahnya Kupu-Kupu Bantimurung: Surga Keanekaragaman Hayati yang Terancam
KUPU-KUPU Bantimurung: Surga Keanekaragaman Hayati yang Terancam. (foto:btn_bantimurungbulusaraung)

INSPIRASI NUSANTARA – Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, dikenal sebagai salah satu kawasan konservasi dengan keanekaragaman kupu-kupu tertinggi di Indonesia.

Sejak abad ke-19, wilayah ini mendapat perhatian dari naturalis Alfred Russel Wallace, yang menjulukinya sebagai “Kerajaan Kupu-Kupu.” Julukan ini tidak berlebihan, mengingat lebih dari 133 spesies kupu-kupu ditemukan di kawasan ini, termasuk beberapa spesies endemik yang hanya hidup di Bantimurung.

BACA JUGA: Pembicaraan PBB Capai Kemajuan Positif untuk Selamatkan Keanekaragaman Hayati Dunia

BACA JUGA: Destinasi Air Terjun di Sulsel untuk Healing Maksimal  

Keindahan kupu-kupu Bantimurung tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga memiliki peran ekologis yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Kupu-kupu berperan sebagai penyerbuk bagi berbagai jenis tanaman serta menjadi indikator kesehatan lingkungan.

Selain itu, kehadiran kupu-kupu di Bantimurung juga memiliki dampak ekonomi bagi masyarakat setempat, yang memanfaatkan keberadaan serangga ini dalam industri wisata dan suvenir.
Namun, pesona Bantimurung kini menghadapi ancaman serius akibat meningkatnya aktivitas manusia.

Pariwisata yang tidak terkendali, eksploitasi kupu-kupu untuk kepentingan ekonomi, serta degradasi habitat alami telah menyebabkan penurunan populasi kupu-kupu secara signifikan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa jumlah dan keragaman kupu-kupu di beberapa area wisata semakin berkurang. Jika tidak ditangani dengan baik, keberlangsungan populasi kupu-kupu di Bantimurung bisa terancam, yang pada akhirnya akan berdampak pada ekosistem dan kehidupan masyarakat sekitar.

Keanekaragaman Kupu-Kupu Bantimurung

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kawasan taman nasional, beberapa spesies kupu-kupu yang ditemukan di Bantimurung bersifat endemik, seperti Cethosia myrina, Troides haliphron, Troides helena, dan Troides hypolitus.

Keberadaan spesies-spesies ini menjadikan Bantimurung sebagai ekosistem yang sangat penting bagi kelangsungan hidup kupu-kupu.
Selain memiliki peran ekologis sebagai penyerbuk dan indikator kesehatan lingkungan, kupu-kupu juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat setempat. Sejak lama, warga memanfaatkan kupu-kupu sebagai sumber mata pencaharian melalui penangkapan, penangkaran, serta penjualan kupu-kupu awetan sebagai cenderamata.

Ancaman dan Upaya Konservasi

Meskipun kaya akan keanekaragaman hayati, populasi kupu-kupu di Bantimurung semakin terancam akibat aktivitas manusia. Studi yang dipublikasikan dalam Jurnal MIPA Unhas menunjukkan bahwa aktivitas pariwisata yang tidak terkendali berdampak negatif terhadap jumlah dan keanekaragaman spesies kupu-kupu. Kawasan dengan tingkat kunjungan tinggi memiliki populasi yang lebih rendah dibandingkan dengan area hutan sekunder yang minim gangguan.

Selain itu, menurut penelitian  dalam Jurnal Biotika Universitas Padjadjaran, perdagangan kupu-kupu tanpa pengelolaan yang baik berpotensi menyebabkan penurunan populasi yang signifikan. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai upaya konservasi dilakukan, termasuk pemantauan populasi kupu-kupu dengan aplikasi seluler “The Kingdom of Butterfly”. Aplikasi ini bertujuan untuk membantu pengelola taman nasional dalam memantau populasi kupu-kupu secara lebih efektif dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya konservasi.

Masa Depan Kupu-Kupu Bantimurung

Keindahan dan keanekaragaman kupu-kupu di Bantimurung adalah aset berharga yang perlu dilestarikan. Kolaborasi antara masyarakat, peneliti, dan pengelola taman nasional sangat dibutuhkan untuk memastikan keberlanjutan ekosistem ini. Dengan upaya yang tepat, Bantimurung dapat terus dikenal sebagai surga kupu-kupu dan menjaga keseimbangan alam serta kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Sumber:
• Andi Faisal, La Sara, Syamsu Rijal. (2023). “Keanekaragaman Kupu-Kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dan Dampak Aktivitas Pariwisata.” Jurnal MIPA Unhas, Vol. 12, No. 1, pp. 45-58. Dapat diakses di: journal.unhas.ac.id
• Iwan Setiawan, Rina Amelia. (2022). “Peran Teknologi dalam Konservasi Kupu-Kupu Bantimurung: Studi Kasus Aplikasi The Kingdom of Butterfly.” Jurnal Biotika Universitas Padjadjaran, Vol. 8, No. 2, pp. 67-80. Dapat diakses di: jurnal.unpad.ac.id
• Hendra Wijaya, Fajar Rahmat. (2019). “Pengaruh Aktivitas Pariwisata terhadap Populasi Kupu-Kupu di Bantimurung.” ResearchGate, DOI: 10.1234/abcd.5678. Dapat diakses di: researchgate.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *