IN, MAKASSAR – Siapa sangka makhluk seimut panda merupakan contoh kegagalan evolusi? Pada dasarnya, panda adalah makhluk omnivora yang mengonsumsi daging dan tanaman, namun evolusi membawanya pada tahap di mana 99% makanannya terdiri dari bambu. Seekor panda dapat menghabiskan sekitar 18kg bambu selama 10–12 jam setiap harinya, lalu kemudian tidur selama 8–12 jam.
Secara alamiah, panda memiliki tubuh yang besar dan bulat untuk mengakomodasi konsumsi makanan utamanya, yaitu bambu. Bambu memiliki kandungan nutrisi yang rendah, sehingga panda harus mengonsumsinya dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan energinya. Oleh karena itu, tubuh panda yang gemuk membantu mereka dalam mengonsumsi bambu dalam jumlah yang cukup.
Jamin Kesehatan Hewan Kurban, Wawali Fatma Lepas Tim Terpadu
Sebenarnya, jika panda diberi makan daging, mereka juga akan mengonsumsinya. Namun, tubuh panda yang tambun membuat mereka kesulitan berburu dan hanya akan membuat mangsanya kabur duluan. Oleh karena itu, evolusi membimbing panda untuk mengonsumsi bambu yang tersedia sepanjang tahun dan mudah dijangkau. Seiring berjalannya waktu, bambu pun menjadi makanan utama panda.
Meskipun kandungan nutrisi dalam bambu sebenarnya tidak mencukupi kebutuhan energi panda, namun panda harus mengonsumsi bambu dalam jumlah besar dan waktu yang cukup lama. Hal ini menyebabkan mereka tidak memiliki cadangan lemak yang cukup, sehingga tidak dapat hibernasi.
Waspada! Ini Hewan Penyebab Rabies Tertinggi
Kekerasan panda menjadi hewan langka tidak hanya terletak pada pola makan mereka atau cara mereka mengonsumsi makanan, melainkan juga pada fakta bahwa panda betina hanya mengalami masa subur selama 2–3 hari dalam setahun, dan banyak panda jantan yang tidak memahami cara berkawin. Para penjaga kebun binatang bahkan diharuskan mengenakan kostum panda untuk “mendemonstrasikan” cara berkawin kepada para panda. Tanpa upaya ini, mungkin populasi panda sudah lebih langka.
Alasan kedua mengenai keberlangsungan hidup panda adalah bayi panda yang merupakan salah satu bayi binatang terkecil di dunia, seringkali hanya memiliki berat 0.1x dari berat induknya. Nutrisi yang diterima dari makanan induk dianggap tidak cukup untuk mendukung pertumbuhan bayi panda. Meskipun induk panda sangat berhati-hati terhadap anaknya yang sangat kecil ini, kecelakaan bisa saja terjadi, termasuk risiko tergencet oleh induknya.
Meskipun biaya untuk mempertahankan dan mengembangbiakkan panda sangat tinggi, banyak yang tetap memilih untuk melindungi spesies ini dari kepunahan semata-mata karena daya tarik keceriaannya, meskipun pada hakikatnya, dengan mempertimbangkan fakta, keberadaan mereka jelas merupakan contoh kegagalan evolusi dan memiliki potensi kepunahan yang cukup tinggi. Hal ini tentu dipengaruhi pula oleh beberapa faktor, termasuk iklim, dan terganggunya ekosistem karena penebangan hutan atau ekspansi pertanian.