Rupiah Menguat di Awal Pekan, Dolar AS Melemah Akibat Data Ekonomi

Rupiah Menguat di Awal Pekan, Dolar AS Melemah Akibat Data Ekonomi
RUPIAH Menguat di Awal Pekan, Dolar AS Melemah Akibat Data Ekonomi. (foto:istimewa)

INSPIRASI NUSANTARA–Nilai tukar rupiah kembali menunjukkan tren positif di awal pekan, menguat tipis ke level Rp16.309 per dolar AS pada perdagangan Senin (24/2/2025). Penguatan ini terjadi seiring dengan pelemahan indeks dolar AS yang tertekan oleh data ekonomi terbaru.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Senin (24/2/2025), mencapai Rp16.309 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah naik tipis 0,02% atau 4 poin dibandingkan perdagangan sebelumnya.

Penguatan rupiah sejalan dengan pergerakan beberapa mata uang Asia lainnya. Di sisi lain, indeks dolar AS terpantau melemah 0,38% ke level 106,20. Mata uang di kawasan Asia Pasifik menunjukkan pergerakan yang beragam.

Yen Jepang melemah 0,01%, sementara dolar Hong Kong naik 0,02%, won Korea Selatan menguat 0,31%, dan yuan China naik 0,04%. Mata uang lain yang menguat antara lain dolar Singapura (0,22%), dolar Taiwan (0,01%), peso Filipina (0,08%), ringgit Malaysia (0,17%), dan baht Thailand (0,10%). Sementara itu, rupee India melemah 0,05%.

Dilansir dari Reuters, pelemahan dolar AS terjadi setelah rilis data ekonomi terbaru menunjukkan penurunan aktivitas bisnis. Sentimen konsumen dari University of Michigan serta data penjualan rumah bekas di AS mengalami penurunan.

Selain itu, data S&P Global pada Jumat lalu mengungkap bahwa aktivitas bisnis di AS merosot ke level terendah dalam 17 bulan terakhir. Kondisi ini memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga tahun ini, meskipun bank sentral AS diperkirakan masih mempertahankan kebijakan saat ini dalam beberapa bulan ke depan.

Pelaku pasar kini menantikan rilis indeks Personal Consumption Expenditures (PCE), yang merupakan indikator inflasi favorit The Fed, dalam satu minggu mendatang sebagai konfirmasi lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga. Secara keseluruhan, dolar AS mengalami kesulitan mempertahankan momentumnya dalam beberapa pekan terakhir.

Sepanjang Februari, indeks dolar telah turun 1,7%, mencatatkan penurunan bulanan terbesar sejak Agustus lalu. Meskipun begitu, indeks dolar sempat menguat 0,2% menjadi 106,59 di akhir sesi perdagangan terakhir. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *