Budaya  

Tradisi Malam Tahun Baru Imlek: Reuni Keluarga dan Pemujaan Leluhur  

Tradisi Malam Tahun Baru Imlek: Reuni Keluarga dan Pemujaan Leluhur
TRADISI Malam Tahun Baru Imlek: Reuni Keluarga dan Pemujaan Leluhur. (foto:istimewa)

INSPIRASI NUSANTARA–Malam Tahun Baru Imlek bukan hanya perayaan pergantian tahun, tetapi juga menjadi waktu istimewa untuk mempererat ikatan keluarga melalui tradisi Tuan Nian yang penuh kehangatan dan simbolik.

Malam tahun baru imlek menjadi ajang untuk merekatkan tali persaudaraan melalui tradisi keluarga yang telah diwariskan turun-temurun. Salah satu tradisi yang paling dinanti adalah Makan Malam Reuni, atau yang dalam bahasa Mandarin disebut Tuan Nian.

Momen ini bukan sekadar makan bersama, tetapi simbol penting dalam menjaga keharmonisan keluarga. Semua anggota keluarga, baik yang tinggal dekat maupun jauh, diharapkan berkumpul untuk merayakan kebersamaan.

Bahkan, kursi kosong di meja makan sering disediakan untuk mewakili kehadiran anggota keluarga yang tidak bisa hadir. Selain itu, tradisi pemujaan leluhur juga menjadi bagian tak terpisahkan dari malam Imlek.

Dikutip dari Integrasi Kebangsaan Berbasis Kearifan Lokal, Hasyim, dkk (2022:170), malam Tahun Baru Imlek dikenal sebagai Chuxi yang berarti malam pergantian tahun. Selain itu, malam Imlek juga disebut sebagai Makan Malam Reuni yang dalam bahasa Mandarin adalah Tuan Nian atau Wei Lu.

Tradisi Pemujaan Leluhur

Salah satu tradisi utama pada malam Imlek adalah pemujaan leluhur. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa anggota keluarga yang telah meninggal tetap memiliki eksistensi dan dapat memberikan perlindungan kepada keluarga mereka. Oleh karena itu, leluhur “diundang” untuk bergabung dalam perayaan melalui doa dan sajian makanan.

Keyakinan bahwa leluhur dapat memengaruhi nasib keluarga yang masih hidup menjadikan tradisi ini sangat penting. Prosesi pemujaan ini bukan hanya sebagai penghormatan, tetapi juga untuk mempererat hubungan spiritual antara generasi yang hidup dan mereka yang telah tiada.

Keintiman dalam Makan Malam Reuni

Malam pergantian tahun juga ditandai dengan Makan Malam Reuni, sebuah tradisi yang mengutamakan kebersamaan keluarga. Pada momen ini, setiap anggota keluarga diharapkan berkumpul, termasuk anak-anak yang harus pulang ke rumah orang tua mereka.

Pasangan yang telah menikah biasanya akan mengunjungi rumah keluarga pihak pria. Jika ada anggota keluarga yang tidak dapat hadir, kursi kosong akan disediakan di meja makan sebagai simbol kehadiran mereka. Tradisi ini memperlihatkan betapa pentingnya menjaga keharmonisan keluarga.

Menghitung Mundur Menyambut Tahun Baru

Malam Imlek juga diwarnai dengan tradisi begadang hingga pergantian tahun tiba. Keluarga akan berkumpul menikmati hidangan khas, seperti pangsit dan kue tradisional, sembari menghitung mundur menyambut tahun baru. Rumah-rumah dibiarkan terang dengan lampu yang menyala sepanjang malam, melambangkan harapan untuk keberuntungan di tahun yang akan datang.

Tepat tengah malam, masyarakat Tionghoa saling mengucapkan selamat tinggal pada tahun yang lama dan menyambut tahun baru dengan semangat optimisme.

Malam Tahun Baru Imlek bukan sekadar momen pergantian kalender, tetapi juga menjadi waktu untuk mempererat hubungan keluarga, menghormati leluhur, dan merayakan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *