Tren Fashion 2025, Akankah Semakin Didominasi Pakaian Unisex?

Tren Fashion 2025, Akankah Semakin Didominasi Pakaian Unisex?
TREN FASHION 2025. Akankah Semakin Didominasi Pakaian Unisex? (foto:istimewa)

INSPIRASI NUSANTARA–Tren fashion selalu mencerminkan perubahan sosial dan budaya. Pada tahun 2025, salah satu perubahan terbesar yang diprediksi akan terus berkembang adalah dominasi pakaian unisex atau netral gender.

Menurut laporan McKinsey dalam The State of Fashion 2025: Challenges at Every Turn, pertumbuhan industri fashion global diperkirakan sedikit meningkat pada tahun 2025. Salah satu segmen yang menunjukkan potensi besar adalah fashion netral gender, yang semakin diminati oleh generasi muda.

Hal ini didukung oleh fakta bahwa konsumen modern semakin mengutamakan fleksibilitas, kenyamanan, dan nilai-nilai keberlanjutan dalam pilihan pakaian mereka.

Dominasi Pakaian Unisex di Pasar Global

Dalam industri fashion global, pakaian unisex kini menjadi sorotan. Laporan dari Business of Fashion mencatat bahwa lebih dari 60% merek fashion terkemuka mulai memasukkan koleksi netral gender sebagai bagian dari portofolio mereka. Contohnya adalah Levi’s, yang berencana memperluas koleksi netral gender untuk menjawab kebutuhan pasar yang semakin berkembang.

Selain itu, data dari laporan Apparel Resources, dikutip dari Fashion Law Journal, menyebutkan bahwa pasar mode netral gender diproyeksikan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 6,5% hingga tahun 2030. Angka ini menunjukkan bahwa tren ini bukan sekadar gelombang sesaat, melainkan perubahan mendasar dalam industri fashion.

Indonesia dan Tren Pakaian Netral Gender

Di Indonesia, mode netral gender juga mendapatkan tempat di hati para desainer dan konsumen. Salah satu contoh adalah Wilsen Willim, desainer lokal yang memperkenalkan koleksi “huMAN” di Plaza Indonesia Men’s Fashion Week 2024. Koleksi ini memadukan unsur-unsur maskulin dan feminin, menampilkan 35 tampilan yang dapat dikenakan oleh siapa saja tanpa memandang gender.

Hal ini sejalan dengan semakin kuatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya inklusivitas dalam mode. Banyak konsumen muda di Indonesia yang memilih pakaian unisex sebagai wujud kebebasan berekspresi sekaligus perlawanan terhadap stereotip gender.

Meskipun prospek mode netral gender sangat menjanjikan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh industri fashion. Salah satunya adalah kebutuhan untuk mendidik konsumen tentang konsep ini. Masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami atau menerima ide pakaian unisex.

Selain itu, adaptasi di sisi rantai pasokan juga menjadi tantangan besar. Produksi pakaian netral gender memerlukan desain yang lebih fleksibel, pemilihan material yang lebih inklusif, dan strategi pemasaran yang tepat.

Namun, peluangnya juga sangat besar. Generasi muda yang melek media sosial telah menjadi pendorong utama tren ini. Mereka tidak hanya menjadi konsumen tetapi juga agen perubahan yang mendorong merek untuk lebih inklusif dan sensitif terhadap isu-isu gender.

Tren fashion netral gender pada tahun 2025 mencerminkan perubahan besar dalam cara masyarakat melihat mode. Ini bukan hanya soal pakaian, tetapi juga tentang identitas, inklusivitas, dan kebebasan berekspresi. Dengan dukungan konsumen muda dan inovasi dari para desainer, pakaian unisex diprediksi akan terus mendominasi industri fashion di tahun-tahun mendatang.

Meskipun ada tantangan, masa depan mode netral gender terlihat cerah. Industri fashion, sebagai cerminan budaya, kini berada di garis depan dalam mendorong perubahan sosial menuju dunia yang lebih inklusif dan beragam. Akankah pakaian unisex benar-benar menjadi norma baru di tahun 2025? Hanya waktu yang bisa menjawab, tetapi arah anginnya sudah sangat jelas. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *