back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
31.7 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Makassar Makin Padat: Hutan Kota yang Hilang

MAKASSAR, Inspirasinusantara.id – Siang itu, Maulana Ishak menatap matahari dari balik jendela rumahnya di Mariso. Udara terasa tajam, menampar kulit tanpa ampun. Sinar mentari...
BerandaPemerintahanWali Kota Makassar Dukung Produksi Film Lokal

Wali Kota Makassar Dukung Produksi Film Lokal

MAKASSAR, Inspirasinusantara.id — Pemerintah Kota Makassar menyatakan dukungan terhadap produksi film lokal berjudul Anak Lorong The Movie, yang dijadwalkan mulai syuting pada Oktober 2025 dan direncanakan tayang perdana Juli 2026.

Dukungan ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, saat menerima audiensi tim produksi film dari Indora Global, Rumah Semut Film, dan Dewan Film Indonesia (DFI) di Balai Kota Makassar, Senin (27/5/2025).

Baca juga: Film Animasi Jumbo Tembus Rekor, Bukti Kehebatan Anak Bangsa

“Kami sangat mendukung industri kreatif, khususnya perfilman lokal. Makassar punya banyak lokasi menarik yang bisa diangkat dalam film,” kata Munafri.

Baca juga: Jumbo Tembus 4 Juta Penonton, Film Animasi Lokal Ini Pecahkan Rekor dan Hati Penonton

Ia menambahkan, pemerintah akan terus mendorong pemanfaatan potensi lokal demi pertumbuhan ekonomi kreatif.

Film Anak Lorong The Movie mengangkat kisah kehidupan masyarakat di lorong-lorong Kota Makassar.

Inisiator film, Fachrul Muchksen, menyebutkan bahwa karya ini akan menampilkan perspektif budaya dan perjuangan warga kota dalam menghadapi dinamika kehidupan perkotaan.

“Film ini menunjukkan bagaimana masyarakat bertahan hidup di tengah kerasnya kota. Kami ingin menghadirkan inspirasi melalui cerita yang dekat dengan realitas,” ujar Fachrul.

Produksi film ini juga melibatkan sejumlah tokoh seperti aktor senior Mathias Muchus, yang akan berperan sebagai Ketua RW, serta diaspora asal Makassar yang kini menetap di London.

Elemen budaya lokal seperti tari Makkareso akan dimasukkan ke dalam cerita sebagai bagian dari representasi budaya.

Fachrul menyebutkan, sejak keberhasilan Uang Panai pada 2016, Makassar telah berkembang menjadi pusat produksi film di Indonesia Timur.

Saat ini, terdapat sekitar 7.000 hingga 8.000 kegiatan perfilman yang berlangsung setiap tahun di kota ini.

Tim produksi film yang tergabung dalam Koperasi Merah Putih berharap proyek ini dapat selaras dengan program pemerintah pusat, khususnya dalam bidang kebudayaan dan ekonomi kreatif yang diusung Presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Kami datang untuk meminta nasihat dan dukungan dari pemerintah kota agar film ini bisa berjalan lancar. Kami ingin memperkuat cerita agar benar-benar merepresentasikan wajah Kota Makassar,” ujar perwakilan tim produksi.

Pemerintah Kota Makassar berharap film ini dapat menjadi media promosi budaya dan pariwisata kota, sekaligus wadah ekspresi bagi pelaku kreatif lokal. (*)