IN, MAKASSAR – Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi peningkatan produksi beras akan berlangsung pada bulan Februari hingga Maret 2024. Angkanya akan mencapai 6,10 juta ton.
Sebelumnya, BPS juga sudah menyusun Kerangka Sampel Area (KSA) pada Desember 2023 lalu. Hasilnya menunjukkan bahwa produksi gabah pada bula Januari akan meningkat 1,58 juta ton gabah kering giling (GKG), lalu pada bulan Februari sebesar 2,42 juta ton.
Menurut Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Yadi Sofyan Noor peningkatan produksi tersebut dari hasil kolaborasi yang apik antara para petani dan pemerintah. Ia juga yakin apabila kenaikan gabah dikonversi menjadi beras maka hasilnya secara otomatis akan mengalami surplus.
“Kalau kita lihat sejak penanaman sampai pemanenan ada peran pemerintah yang selalu ada disisi petani. Karena itu saya yakin panen tahun ini akan melimpah dan surplus beras mulai akan terlihat di bulan Maret,” ujar Yadi dalam keterangannya, Kamis (08/02/2024).
Pj Gubernur Sulsel Salurkan 10 Kg Beras untuk Setiap KPM di Kabupaten Takalar
Salah satu yang mempengaruhi kenaikan tersebut juga dapat dilihat dari pergeseran pola tanam dari yang tadinya tradisional menjadi pertanian modern. Hal ini ditandai dengan gencarnya penggunaan mekanisasi sebagai pemacu tingginya produksi.
“Selain itu, pemerintah juga gencar membagikan bantuan benih unggul dan penyediaan pupuk yang cukup. Kami yakin produksi di bulan berikutnya juga akan mengalami kenaikan,” jelasnya.
Sebelumnya Plt Kepala BPS, Amalia Widyasanti mengatakan bahwa berdasarkan konversi beras yang ditetapkan BPS pada tahun 2018 lalu, maka produksi beras nasional pada bulan Januari-Maret 2024 secara berturut-turut adalah 1,01 juta ton atau naik ke 1,54 juta ton, dan melonjak ke 3,90 juta ton.
“Dari estimasi tersebut Indonesia akan mengalami surplus pada bulan maret mendatang dan akan terlihat peningkatan produksi di bulan Februari,” pungkasnya.