Bentuk Ikonik Baju Bodo: Tradisi yang Tetap Bertahan di Tengah Perubahan Tren

Bentuk Ikonik Baju Bodo: Tradisi yang Tetap Bertahan di Tengah Perubahan Tren
Bentuk Ikonik Baju Bodo: Tradisi yang Tetap Bertahan di Tengah Perubahan Tren

INSPIRASI NUSANTARA– Baju Bodo merupakan busana tradisional khas suku Bugis-Makassar. Busana tradisional ini tetap mempertahankan bentuk ikoniknya, meski mengalami berbagai perubahan seiring perkembangan zaman.

Keunikan baju Boro terlihat dari karakteristik utama yang masih dipertahankan. Bentuknya longgar dan sederhana, tanpa menggunakan kerah atau bahan kain yang jatuh.

BACA JUGA: Filosofi Di Balik Warna-Warni Baju Bodo

BACA JUGA: Lengkapi Gaya Hijabmu dengan Keindahan Autentik Baju Bodo

Berdasarkan penelitian terbaru dari Nuansa Journal of Arts and Desaign, baju Bodo tetap menjaga esensi tradisionalnya meskipun mengalami sentuhan modern dari segi estetika. Penggunaan kain serta hiasan pada baju Bodo kini telah menyesuaikan dengan tren dan selera pengguna.

Beberapa perubahan yang sering dilakukan, seperti penambahan kain pada bagian leher dan lengan, berfungsi untuk mempertebal atau memperindah tampilan baju. Hiasan tambahan ini tidak hanya berfungsi sebagai aksen estetika, tetapi juga menambah keanggunan pemakainya.

Meskipun demikian, bentuk dasar baju Bodo yang longgar tanpa kerah masih menjadi ciri khas yang tidak tergantikan. Karakter ini menjadikan baju Bodo sebagai busana yang ikonik sekaligus fleksibel untuk dikombinasikan dengan berbagai tren fashion modern.

BACA JUGA: Ini Aturan Penggunaan Baju Bodo, Jangan Sampai Salah Warna!

BACA JUGA: Hijab dan Busana Tradisional Sulsel yang Populer di Dunia Mode

Perubahan pada baju Bodo sering kali bergantung pada preferensi pengguna dan dinamika tren mode global. Keunikan ini membuat baju Bodo tetap relevan dan diminati oleh berbagai kalangan, baik dalam acara adat maupun dalam modifikasi modern yang lebih kasual dan formal.

Dengan tetap mempertahankan nilai tradisionalnya di tengah perubahan estetika, baju Bodo membuktikan bahwa warisan budaya Bugis-Makassar dapat terus hidup dan beradaptasi tanpa kehilangan identitas aslinya. (*/IN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *