INSPIRASI NUSANTARA–Motif kotak-kotak telah lama menjadi salah satu elemen populer dalam industri fashion (fesyen) global. Motif ini dikenal fleksibel karena dapat digunakan pada berbagai jenis pakaian, baik formal maupun kasual.
Di mancanegara, motif kotak-kotak merupakan salah satu pola klasik dalam industri fashion yang telah mendunia. Pola ini hadir dalam berbagai bentuk dan nama. Misalnya tartan, motif ikonik dari Skotlandia. Adapula gingham atau plaid, dan kerap diaplikasikan dalam pakaian kasual hingga busana mewah.
BACA JUGA:Penampilan Lebih Memukau, Padukan Fashion Bugis dengan Tren Global
Indonesia juga memiliki motif kotak-kotak yang khas. Motif kotak-kotak ini dapat dijumpai pada Lipa Sabbe, kain khas Bugis, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dalam tradisi lokal Sulsel, motif kotak-kotak tak hanya sebuah motif estetis. Motif ini juga memiliki makna filosofis mendalam.
BACA JUGA: Mengapa Sarung Jadi Fashion Statement di Era Milenial? Ini Alasannya!
Motif Kotak-Kotak dalam Lipa’ Sabbe
Dalam tradisi Bugis-Makassar, motif kotak-kotak pada lipa’ sabbe dikenal sebagai balo renni (kotak kecil) dan balo lobang (kotak besar). Motif ini lahir dari kreativitas para penenun yang mengambil inspirasi dari lingkungan sekitar, termasuk pola geometris yang menggambarkan keteraturan, kebersamaan, dan keseimbangan dalam kehidupan. Balo renni dan balo lobang menjadi salah satu elemen dasar dalam lipa’ sabbe, kain sutra khas Sulsel yang sarat akan filosofi budaya.
Motif Kotak-Kotak dalam Tren Fashion Global
Di kancah mode global, motif kotak-kotak memiliki sejarah panjang. Pola ini sering dikaitkan dengan tradisi Skotlandia, di mana tartan menjadi simbol identitas klan. Selain itu, motif kotak juga banyak digunakan dalam koleksi busana modern, baik pada kemeja kasual, jas formal, rok, atau aksesori lainnya. Popularitas motif ini terletak pada kesan klasik, serbaguna, dan tidak lekang oleh waktu.
Keterkaitan Budaya dan Modernisasi
Motif kotak-kotak pada lipa’ sabbe mencerminkan nilai estetika dan filosofi yang kuat dalam budaya Bugis-Makassar. Keberadaan motif ini membuktikan bahwa pola kotak bukan hanya sekadar desain, tetapi juga simbol tradisi dan identitas masyarakat lokal. Menariknya, pola ini secara alami memiliki kemiripan dengan tren fashion global, yang menunjukkan adanya kesamaan nilai keindahan lintas budaya.
Dengan semakin berkembangnya dunia mode, motif kotak-kotak lipa’ sabbe memiliki potensi besar untuk dikolaborasikan dengan fashion modern. Penggunaan motif tradisional ini dalam desain kontemporer dapat mengangkat warisan budaya Sulsel ke panggung internasional. Misalnya, motif balo renni dapat diaplikasikan pada blazer, gaun, atau aksesori modern, menciptakan tampilan yang elegan namun tetap mencerminkan akar budaya Bugis-Makassar.
Melestarikan dan Mengembangkan Lipa’ Sabbe
Integrasi motif kotak-kotak lipa’ sabbe dengan tren fashion modern tidak hanya akan meningkatkan daya tarik kain sutra Bugis, tetapi juga menjadi upaya melestarikan warisan budaya. Kolaborasi antara perajin tradisional dan desainer fashion dapat menghasilkan karya yang inovatif, sekaligus memperkenalkan lipa’ sabbe ke pasar yang lebih luas.
Dengan demikian, motif kotak-kotak lipa’ sabbe bukan hanya menjadi bagian dari kain tradisional, tetapi juga simbol kreativitas dan identitas budaya yang mampu bersaing di industri fashion global. Kain ini membuktikan bahwa tradisi dapat bertransformasi mengikuti zaman tanpa kehilangan makna dan filosofi yang terkandung di dalamnya. (*/IN)