Budaya Hybrid dan Self-Reward: Gaya Hidup Gen Z di Era Digital

Budaya Hybrid dan Self-Reward: Gaya Hidup Gen Z di Era Digital
ILUSTRASI. Budaya Hybrid dan Self-Reward: Gaya Hidup Gen Z di Era Digital. (foto:ig/@mawar_eva)

INSPIRASI NUSANTARA–Di era digital, Generasi Z mengadopsi budaya hybrid dan self-reward sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Budaya hybrid memungkinkan mereka menggabungkan fleksibilitas kerja daring dan luring, sementara self-reward menjadi cara untuk menghargai diri di tengah tekanan kehidupan modern.

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, tumbuh dalam era digital yang penuh dinamika. Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka, bukan hanya sebagai alat, tetapi juga sebagai penunjang utama gaya hidup hybrid yang fleksibel dan budaya self-reward yang unik.

Pola kerja dan belajar yang menggabungkan dunia daring dan luring menjadi ciri khas Gen Z. Budaya kerja hybrid serta pendidikan daring membantu mereka menyesuaikan diri dengan tantangan zaman.

Multitasking pun menjadi kebiasaan mereka, seperti menyelesaikan pekerjaan sambil mendengarkan podcast atau membuat konten kreatif untuk media sosial. Salah satu kebiasaan yang kian populer adalah self-reward, sebuah cara untuk memberi penghargaan kepada diri sendiri di tengah tekanan pekerjaan dan kehidupan.

Menurut laporan yang disampaikan dalam program Refleksi DAAI TV pada Minggu, 24 November 2024, budaya self-reward menjadi salah satu kebiasaan unik Gen Z. Di tengah tekanan pekerjaan dan kehidupan, mereka kerap memberikan penghargaan kepada diri sendiri, baik dengan menikmati secangkir kopi di kafe hingga melakukan perjalanan singkat.

Tren work from cafe (WFC) menjadi salah satu bentuk self-reward yang digemari. Banyak Gen Z merasa lebih produktif ketika bekerja di kafe dengan suasana santai. Bekerja di kafe dapat memberi semangat baru sekaligus waktu untuk menikmati momen.

Meski begitu, teknologi juga membawa tantangan, terutama terkait paparan media sosial yang intens. Gangguan konsentrasi menjadi salah satu dampaknya, sehingga penting bagi Gen Z untuk mengelola teknologi dengan bijak.

Budaya hybrid dan self-reward menjadi representasi gaya hidup adaptif dan kreatif Gen Z di era digital. Dengan kombinasi kemampuan multitasking, kesadaran finansial, dan gaya hidup hemat yang ramah lingkungan, Gen Z memiliki potensi besar untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Pada tahun 2030, generasi ini diperkirakan akan menjadi kekuatan utama dalam dunia kerja di Indonesia, membawa perubahan positif melalui pemanfaatan teknologi dan inovasi. Gen Z bukan sekadar adaptif, tetapi juga visioner, membuktikan bahwa kehidupan di era digital dapat dijalani dengan makna dan produktivitas yang seimbang. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *