Bupati Muslimin Bando Siap Beri Peran Strategis untuk Guru Penggerak

EDUKASI. Suasana foto bersama dalam kegiatan Workshop Peran Guru Penggerak dalam Mendukung Kurikulum Merdeka, di Pendopo Rujab Bupati, Selasa (05 /09/2023). (foto:IST/InspirasiNusantara)

IN, ENREKANG — Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan bekerjasama dengan Komisi X DPR RI, melaksanakan Workshop Peran Guru Penggerak dalam Mendukung Kurikulum Merdeka. Kegiatan ini berlangsung di Pendopo Rujab Bupati, Selasa (05 /09/2023).

Hadir langsung membuka workshop; Anggota DPR RI Mitra Fakhruddin MB, Bupati Enrekang Muslimin Bando, Widyaprada Ahli Muda dari Balai Guru Penggerak Kemdikbud Darmawangsa dan Arman Taufik, Kadis Pendidikan Jumurdin dan Kabid GTK Sulfian, beserta ratusan guru SD-SMP.

Mitra Fakhruddin menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai langkah dalam memberi motivasi untuk para guru penggerak dan calon guru penggerak. Menurutnya, paradigma pendidikan masa kini sudah banyak berubah.

Tidak sekadar mencerdaskan, pendidikan harus menjadikan siswa sebagai insan berkarakter dan berakhlak mulia sesuai profil pelajar pancasila, mempersiapkan siswa menghadapi masa depannya. Karenanya, pendidikan tidak lagi dibatasi oleh sekat kelas dan ruangan. Lingkungan sekitar, media digital, dunia kerja, semuanya bisa jadi sumber belajar.

“Untuk itu guru dituntut terus meningkatkan kompetensi. Salah satunya lewat program Guru Penggerak ini, dimana di Enrekang ini sudah menghasilkan guru-guru hebat ini,” ujar Mitra.

Mitra Fakhruddin, yang telah membawa 90 ribu beasiswa di daerah konstituennya ini, mendukung penuh keberlanjutan program Guru Penggerak.

Sementara itu, Bupati Enrekang  Muslimin Bando mengapresisi kinerja guru penggerak Enrekamg. Ia siap memberikan peran-peran strategis bagi guru penggerak dalam pelbagai program Pemda, khususnya di bidang pendidikan.

“Silahkan komunitas dan Balai Guru Penggerak bersama Diknas merumuskan bagaimana bentuknya. Pemda siap support sepanjang itu sesuai regulasi dan demi peningkatan kualitas pendidikan,” kata pria yang akrab disebut MB itu.

Diantaranya berperan dalam implementasi kurikulum merdeka, menggerakkan komunitas belajar dan kegiatan-kegiatan kolaborasi.

Kegiatan ini juga diselingi ice breaking dari fasilitator, tanya jawab seputar guru penggerak, serta sosialisasi program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) oleh Universitas Muhammadiyah Enrekang. (adn/IN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *