DeepSeek: Pendatang Baru AI yang Mengguncang Dunia Teknologi

DeepSeek: Pendatang Baru AI yang Mengguncang Dunia Teknologi
DeepSeek: Pendatang Baru AI yang Mengguncang Dunia Teknologi. (foto:istimewa)

INSPIRASI NUSANTARA–Dunia kecerdasan buatan (AI) kembali bergejolak dengan kehadiran DeepSeek R1, chatbot AI asal China yang langsung menyita perhatian global. Dirilis sebagai AI sumber terbuka, DeepSeek R1 menawarkan akses gratis dan harga API yang jauh lebih murah dibandingkan pesaingnya.

Perusahaan teknologi asal China, DeepSeek, mendadak mencuri perhatian dunia dengan chatbot AI terbaru mereka, DeepSeek R1. Aplikasi ini tak hanya menyaingi ChatGPT dari OpenAI, tetapi juga memicu diskusi global tentang inovasi, aksesibilitas, dan regulasi informasi.

Tak hanya itu, DeepSeek juga memicu dampak besar di sektor teknologi. Laporan dari Straits Times menyebutkan bahwa munculnya DeepSeek R1 turut berkontribusi pada penurunan nilai kekayaan para miliarder teknologi, termasuk pendiri Nvidia, Jensen Huang, yang kehilangan sekitar $20,1 miliar. Fenomena ini menunjukkan bagaimana satu inovasi AI mampu mengguncang pasar global dan mengubah lanskap persaingan teknologi.

Fenomena DeepSeek: AI Sumber Terbuka yang Murah

DeepSeek R1 dirilis sebagai sumber terbuka, memungkinkan siapa saja mengunduh dan menjalankannya secara gratis tanpa perlu khawatir soal pengumpulan data pengguna. Selain itu, harga API DeepSeek jauh lebih murah dibanding pesaingnya, hanya $0,14 per satu juta token, sementara OpenAI mengenakan biaya $7,50 per satu juta token.

Dalam hal performa, ChatGPT unggul dalam tugas kreatif dan percakapan, sementara DeepSeek lebih handal dalam tugas teknis seperti coding dan matematika. Namun, dalam beberapa aspek, kedua chatbot ini memiliki performa yang setara.

Guncangan di Dunia Teknologi

Keberhasilan DeepSeek tak hanya menciptakan gelombang antusiasme di kalangan pengguna AI, tetapi juga memicu gejolak besar di pasar teknologi global. Nilai saham perusahaan-perusahaan teknologi raksasa mengalami penurunan drastis, termasuk Nvidia, yang kehilangan sekitar $20,1 miliar dalam kekayaannya.

Kontroversi Sensor Informasi

Meski populer, DeepSeek menghadapi kritik terkait kontrol informasi yang diterapkan pemerintah China. Pengguna yang menanyakan peristiwa sensitif seperti Tragedi Tiananmen 1989 atau demonstrasi Hong Kong 2019 mendapatkan jawaban yang kabur atau bahkan dihapus oleh sistem.

Dalam konteks global, peluncuran DeepSeek menambah kekhawatiran mengenai pengaruh China dalam membentuk narasi digital. Popularitas aplikasi asal China seperti TikTok sebelumnya sudah memicu diskusi soal keamanan data, dan kini DeepSeek semakin memperbesar perdebatan tersebut.

Masa Depan AI: Tantangan dan Peluang

Kemunculan DeepSeek menunjukkan bahwa dominasi AI bukan lagi milik perusahaan-perusahaan Barat saja. Dengan pendekatan sumber terbuka dan harga terjangkau, DeepSeek bisa menjadi game changer dalam industri AI.

Seberapa jauh DeepSeek akan bersaing dengan OpenAI dan raksasa teknologi lainnya masih menjadi tanda tanya besar. Dengan pendekatan sumber terbuka dan harga yang lebih terjangkau, DeepSeek memiliki potensi untuk mengubah lanskap industri AI.

Namun, tantangan terkait kontrol informasi dan transparansi tetap menjadi isu yang harus diperhatikan oleh pengguna global. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *