IN, MAKASSAR – Pergerakan masyarakat selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024 secara nasional diprediksi mencapai 107,63 juta orang. Sementara di Sulawesi Selatan (Sulsel) diprediksi ada potensi pergerakan masyarakat sebanyak 3,59 juta orang di periode yang sama.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sulsel Andi Erwin Terwo mengatakan sesuai survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub), ada pergerakan masyarakat sebanyak 107,63 juta orang. Ini meningkat 143 persen dari tahun sebelumnya.
“Untuk Sulsel sendiri diprediksi akan terjadi pergerakan sebanyak 3.593.573 juta orang. Untuk jalur pada kawasan perkotaan Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa Gowa dan Takalar itu kami memprediksi akan terjadi perjalanan sebanyak 1.203.533 (orang),” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Gembok Langsung, Dishub Makassar Tak Beri Toleransi Kendaraan Parkir Sembarangan
“Puncaknya diprediksi pada 23-24 Desember. Semoga tak ada kemacetan luar biasa yang terjadi selama puncak arus mudik nanti,” tambahnya.
Erwin melanjutkan, pihaknya juga telah menyiapkan pos Nataru di daerah-daerah rawan kecelakaan juga di tempat ibadah. Pihaknya telah memetakan lokasi rawan kecelakaan antara lain 6 titik di jalan provinsi. Kemudian 37 titik di jalan nasional serta ada 8 titik di jalan kabupaten/kota.
“Untuk mengantisipasi itu, ada pengaturan arus lalu lintas secara terpadu pada tempat-tempat ibadah, daerah rawan kemacetan dan kecelakaan,” bebernya.
Segini Proyeksi Pendapatan Sulsel Jika Manfaatkan Lahan Tidur untuk Budidaya Pisang Cavendish
Selain itu, pemetaan kawasan wisata yang bakal ramai dikunjungi selama momen libur Nataru juga telah dilakukan. Pihaknya sudah mengantisipasi membeludaknya pengunjung di beberapa destinasi seperti Hutan Pinus Malino Gowa, Tanjung Bira Bulukumba, Toraja, Bantimurung dan Rammang-rammang Maros, Pantai Losari kemudian Lego-Lego serta CPI di Makassar dan Pantai Galesong Takalar.
“Kita sudah kordinasi dengan Dishub setempat dan kepolisian masing-masing daerah untuk melakukan antisipasi kemacetan. Terutama jika terjadi lonjakan jumlah kendaraan pengunjung di kawasan wisata di daerah tersebut,” tukasnya.