Budaya  

Gen Z dan Kearifan Lokal: Menjaga Tradisi di Era Modern

Gen Z dan Kearifan Lokal: Menjaga Tradisi di Era Modern
MENJAGA Tradisi di Era Modern. (foto:istimewa)

INSPIRASI NUSANTARA–tengah derasnya pengaruh budaya asing dan pesatnya perkembangan teknologi, Generasi Z di Sulawesi Selatan muncul sebagai penjaga tradisi. Dengan kreativitas yang mereka miliki, nilai-nilai luhur seperti budaya tabe’, gotong royong Masoppo Bola, hingga ritual adat Appalili, kini dilestarikan melalui cara-cara modern seperti konten media sosial dan inovasi berbasis budaya

Generasi Z, yang tumbuh di tengah derasnya arus globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi, menghadapi tantangan besar dalam menjaga identitas budaya mereka. Di Sulawesi Selatan, provinsi yang kaya akan tradisi dan kearifan lokal, peran generasi muda ini menjadi sangat krusial.

Kearifan lokal Sulawesi Selatan mencakup berbagai tradisi yang penuh makna, seperti budaya tabe’ yang mengajarkan sikap sopan santun dan saling menghargai.Tradisi-tradisi ini tak hanya menjadi identitas, tetapi juga pedoman hidup yang mengakar kuat dalam keseharian masyarakat setempat.

Dengan kreativitas dan teknologi di tangan mereka, generasi Z memiliki peluang besar untuk memastikan kearifan lokal tetap relevan. Langkah-langkah seperti promosi budaya melalui media sosial, keterlibatan aktif dalam kegiatan adat, hingga menciptakan inovasi berbasis budaya menjadi solusi yang menjanjikan untuk melestarikan tradisi tanpa kehilangan jati diri mereka sebagai anak muda era digital.

Kearifan Lokal Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan memiliki beragam kearifan lokal yang mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakatnya. Beberapa di antaranya adalah:

Budaya Tabe’: Merupakan sikap sopan santun dan saling menghargai sesama.

Dilansir dari Jurnal RANDAI, nilai yang terkandung dalam budaya tabe’ adalah sipakatau (tidak membeda-bedakan), sipakalebbi (saling menghormati), dan sipakainge (saling mengingatkan).

Appalili: Tradisi upacara adat yang dilakukan sebelum menanam padi di area persawahan. Tradisi ini dilakukan agar tanaman padi terhindar dari kerusakan, sekaligus sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta.

Masoppo Bola: Tradisi gotong royong yang melibatkan pemindahan rumah secara bersama-sama oleh masyarakat setempat. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai solidaritas, kebersamaan, dan saling membantu dalam kehidupan bermasyarakat.

Peran Generasi Z dalam Melestarikan Kearifan Lokal

Generasi Z memiliki akses luas terhadap informasi global melalui media sosial dan internet. Namun, hal ini tidak menghalangi mereka untuk berperan dalam melestarikan budaya lokal.

Beberapa langkah yang dapat diambil oleh Generasi Z antara lain:

1. Menggunakan Media Sosial untuk Promosi Budaya
Dengan memanfaatkan platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, Generasi Z dapat memperkenalkan tradisi dan kearifan lokal kepada audiens yang lebih luas. Misalnya, dengan membuat konten tentang tarian tradisional, kuliner khas, atau upacara adat.

2. Partisipasi dalam Kegiatan Adat
Mengikuti dan terlibat aktif dalam upacara adat seperti Appalili atau Masoppo Bola dapat memperkuat ikatan dengan budaya leluhur dan memastikan tradisi tersebut tetap hidup.

3. Pendidikan dan Pembelajaran
Mempelajari bahasa daerah, cerita rakyat, dan seni tradisional dapat membantu Generasi Z memahami dan menghargai warisan budaya mereka.

Tantangan dan Peluang

Di era modern, tantangan seperti arus budaya asing dan perubahan gaya hidup dapat mengancam kelestarian kearifan lokal. Namun, dengan kreativitas dan inovasi, Generasi Z dapat menjembatani tradisi dan modernitas.

Misalnya, dengan menggabungkan elemen tradisional dalam musik modern atau fashion, sehingga menciptakan tren baru yang tetap berakar pada budaya lokal.

Melalui langkah-langkah tersebut, Generasi Z diharapkan dapat menjadi penjaga dan penerus kearifan lokal Sulawesi Selatan, memastikan bahwa tradisi dan nilai-nilai luhur tetap relevan dan dihargai di tengah dinamika zaman. (fit/in)

Sumber: Jurnal RANDAI (2023), IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL SUKU BUGIS BUDAYA TABE’ SEBAGAI TATA KRAMA ADAT MASYARAKAT DI KELURAHAN BOYAOGE KOMPLEKS CEMANGI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *