INSPIRASI NUSANTARA–Di tengah peringatan Hari Malaria Sedunia, dunia disadarkan kembali akan pentingnya upaya pencegahan terhadap penyakit menular yang masih menjadi ancaman, terutama di daerah tropis. Namun siapa sangka, di balik semangkuk hangat coto Makassar yang lezat, tersimpan rahasia kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan dalam mengusir nyamuk yakni serai.
Setiap 25 April, dunia memperingati Hari Malaria Sedunia sebagai pengingat pentingnya upaya pencegahan penyakit mematikan ini. Menariknya, masyarakat Sulawesi Selatan memiliki bahan dapur yang ternyata mampu melindungi diri dari gigitan nyamuk, yang menjadi penyebar utama malaria.
Salah satunya melalui penggunaan serai, bahan dapur yang juga menjadi penyedap utama dalam kuliner ikonik Sulawesi Selatan seperti coto. Dalam semangat Hari Malaria Sedunia, penting menyoroti bahwa serai atau sereh tidak hanya memperkaya rasa makanan tradisional, tetapi juga mengandung senyawa aktif seperti citronellol, geraniol, dan neral komponen minyak atsiri yang terbukti dibenci oleh nyamuk.
dilansir dari halodoc kemenkes, Salah satu manfaat populer dari daun sereh adalah mengusir nyamuk. Sereh mengandung berbagai senyawa kimia seperti citronellol, geraniol, dan neral.
Baca juga : Pengobatan Tradisional di Sulsel: Jaga Warisan untuk Kesehatan
Kandungan Nutrisi Serai
Serai alias sereh mengandung beberapa nutrisi penting, seperti:
1. Minyak Atsiri.
Komponen utama yang memberikan aroma khas sereh. Minyak atsiri dalam sereh mengandung senyawa seperti citral, geraniol, dan limonene yang memiliki sifat antibakteri, antijamur, dan antioksidan.
2. Vitamin.
Sereh mengandung beberapa vitamin B kompleks yang penting untuk metabolisme energi.
3. Mineral.
Sereh juga mengandung mineral seperti mangan, zat besi, dan magnesium yang berperan penting dalam berbagai fungsi tubuh.
4. Antioksidan.
Senyawa antioksidan dalam sereh membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Pelindung Alami dari Dapur Sulsel
Dengan semakin meningkatnya ancaman penyakit akibat gigitan nyamuk, seperti malaria dan demam berdarah, pelestarian dan pemanfaatan bahan-bahan alami seperti serai menjadi semakin relevan. Kearifan lokal sulawesi selatan ini menunjukkan bahwa solusi dari masalah kesehatan global bisa berakar dari tradisi dan kebiasaan kuliner sehari-hari.
Baca juga : Coto Makassar: dari Makanan Rakyat Jelata Hingga Jadi Sup Daging Terenak Dunia
Melalui momentum Hari Malaria Sedunia, sudah saatnya kearifan lokal Sulawesi Selatan seperti penggunaan serai dalam masakan tradisional mendapat sorotan sebagai bentuk inovasi berbasis budaya dalam menjaga kesehatan masyarakat. (*/IN)