Coto Makassar: dari Makanan Rakyat Jelata Hingga Jadi Sup Daging Terenak Dunia

Coto Makassar: dari Makanan Rakyat Jelata Hingga Jadi Sup Daging Terenak Dunia
COTO MAKASSAR dari Makanan Rakyat Jelata Hingga Jadi Sup Daging Terenak Dunia. (foto:ig/@kulinerjabodetabek)

INSPIRASI NUSANTARA–Siapa sangka, Coto Makassar sajian sederhana untuk rakyat jelata ini kini menjadi ikon kuliner yang mengharumkan nama Sulawesi Selatan ke penjuru dunia.

Coto Makassar, kuliner khas dari Sulawesi Selatan, telah lama menjadi simbol budaya dan tradisi masyarakat suku Makassar. Berawal sebagai sajian sederhana bagi rakyat jelata, hidangan berbahan dasar daging ini kini menjelma sebagai salah satu ikon kuliner kebanggaan Kota Makassar dan Sulawesi Selatan secara keseluruhan.

Sejarah Coto Makassar

Coto Makassar, kuliner khas Sulawesi Selatan, memiliki sejarah panjang yang berakar dari tradisi masyarakat suku Makassar. Hidangan ini diperkirakan muncul pada masa Kerajaan Gowa di abad ke-16. Awalnya, Coto Makassar adalah makanan sederhana yang diperuntukkan bagi rakyat jelata, prajurit, hingga pedagang asing yang datang ke wilayah tersebut.

Namun, cita rasanya yang khas berhasil menarik perhatian para bangsawan, termasuk Raja Gowa, yang kemudian menjadikannya sajian istimewa di lingkungan istana.

Keunikan rasa Coto Makassar berasal dari racikan rempah-rempahnya, yang dikenal sebagai Rampah Patang Pulo atau 40 jenis rempah. Proses memasaknya pun istimewa, menggunakan air beras dan kacang tanpa santan yang dimasak dalam kuali tanah liat bernama korong butta.

Pada tahun 2015, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Coto Makassar sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Pengakuan ini tidak hanya menegaskan nilai sejarahnya tetapi juga menempatkan Coto Makassar sebagai salah satu simbol kebanggaan budaya Sulawesi Selatan.

Perkembangan Coto Makassar Saat Ini
Coto Makassar kini telah melampaui statusnya sebagai makanan tradisional. Hidangan ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Sulawesi Selatan. Restoran dan warung Coto Makassar tersebar di berbagai sudut kota Makassar, menawarkan pengalaman kuliner otentik kepada para pengunjung.

Di era modern, variasi Coto Makassar terus berkembang. Beberapa restoran bahkan mulai memadukan resep tradisional dengan inovasi kontemporer, seperti menambahkan daging premium atau menggunakan teknik penyajian modern tanpa mengurangi keaslian rasanya.

Selain itu, popularitas Coto Makassar juga semakin meningkat berkat festival kuliner dan promosi pariwisata Sulawesi Selatan, yang menjadikannya ikon kuliner lokal yang dikenal luas.

Kuliner Sulsel yang Mendunia

Berkat keunikannya, Coto Makassar kini tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga di mancanegara. Banyak restoran Indonesia di luar negeri, terutama di Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika, mulai menyajikan hidangan ini sebagai bagian dari menu mereka.

Kampanye diplomasi budaya juga memainkan peran penting dalam memperkenalkan Coto Makassar ke dunia. Pemerintah dan komunitas diaspora Indonesia kerap menjadikan Coto Makassar sebagai menu andalan dalam berbagai acara budaya internasional.

Hidangan ini mencerminkan kekayaan tradisi kuliner Indonesia yang berbasis pada penggunaan rempah-rempah lokal.

Keberhasilan Coto Makassar menembus pasar global tidak lepas dari upaya masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan dan mempromosikan hidangan ini. Sebagai warisan budaya dan kuliner, Coto Makassar tidak hanya menggambarkan kekayaan tradisi Sulawesi Selatan tetapi juga menjadi simbol kekayaan kuliner Nusantara di mata dunia. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *