Hati-hati! Kalimat Ini Bisa Tunda Kesuksesan Anak di Masa Depan

Kalimat Ini Bisa Tunda Kesuksesan Anak di Masa Depan
IBU-ANAK. Kalimat Ini Bisa Tunda Kesuksesan Anak di Masa Depan. (foto:ig/@murniteguhrosiva)

INSPIRASI NUSANTARA—Kalimat yanng baik dapat memberi sugesti positif kepada anak. Untuk itu, perlu diketahui perkataan yang bisa menunda kesuksesan anak di masa depan.

Sebagai orang tua, setiap ucapan kepada anak memiliki dampak besar pada perkembangan dan masa depan mereka. Kata-kata yang salah bisa saja menjadi penghambat kesuksesan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk berhati-hati dalam memilih kalimat saat berkomunikasi dengan anak.

Dilansir dari CNBC , Margot Machol Bisnow  penulis dan peneliti tentang pengasuhan, mengungkapkan beberapa kalimat yang sebaiknya dihindari oleh orang tua.

Berikut ini adalah penjelasan dan dampaknya bagi perkembangan anak:

1. “Tidak boleh main sepulang sekolah sampai nilai kamu meningkat.”

Kalimat ini mungkin terdengar lumrah, namun ternyata dapat berdampak negatif. Bisnow menekankan bahwa memaksa anak untuk hanya fokus pada akademik dapat mengabaikan manfaat bermain.
Aktivitas bermain tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membantu anak belajar bersosialisasi, memahami aturan, dan menciptakan kesepakatan.

2. “Ayah-ibu akan memberimu uang jika kamu mendapat nilai bagus.”

Memberikan insentif berupa uang untuk prestasi anak justru tidak dianjurkan. Fokus pada nilai semata dapat membuat potensi lain dalam diri anak tidak berkembang secara optimal. Sebaliknya, orang tua sebaiknya mendukung berbagai aspek perkembangan anak, termasuk minat dan bakatnya, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan percaya diri.

3. “Ayah/ibu tidak percaya kamu, jadi ayah/ibu mengecek PR kamu dan memperbaiki kalau ada yang salah.”

Kalimat ini bisa merusak rasa percaya diri anak. John Arrow, seorang pemilik Mutual Mobiles, berbagi kisah masa kecilnya saat menghadapi masalah di sekolah. Alih-alih memarahi, orang tuanya memberikan dukungan dan kepercayaan penuh meskipun pihak sekolah tidak mendukung. Dukungan ini membuat John terdorong untuk bekerja lebih keras dan membuktikan dirinya.

4. “Ayah/ibu memberi tambahan uang saku supaya kamu bisa membeli apa pun yang kamu mau.”

Membiasakan anak mendapatkan segala yang diinginkan dapat berdampak buruk pada perkembangan emosional mereka. Anak cenderung tumbuh tanpa tanggung jawab, mudah frustrasi, dan kurang motivasi saat menghadapi kesulitan. Orang tua perlu menanamkan konsep tanggung jawab sejak dini, seperti mengajarkan anak mengelola uang saku dan menabung.

Penggunaan bahasa yang tepat saat berkomunikasi dengan anak sangat penting untuk membangun karakter, kemandirian, dan kepercayaan diri mereka. Sebagai orang tua, memberikan dukungan, pengertian, dan kepercayaan kepada anak adalah langkah kunci untuk membantu mereka meraih kesuksesan di masa depan.(fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *