Jadi Pebisnis Dulu, Baru Jadi Investor

ILUSTRASI. (Foto: IST)

INSPIRASI NUSANTARA— Jangan asal investasi jika tidak ingin merugi. Kuncinya, belajar jadi pebisnis dulu baru berinvestasi.

Jadi investor dengan passive income memang menyenangkan. Namun, investor andal pada dasarnya adalah pebisnis andal pula. Investor harus punya fundamental business.

David Noah, seorang pengusaha dan investor muda menganjurkan buat generasi muda yang ingin sukses berivestasi untuk memulai usaha terlebih dulu. Ia mengungkapkan bahwa dirinya mulai berjualan sejak usianya 16 tahun.

“Jadi hal paling mudah yang bisa gue dapatkan itu lewat bisnis. Berdagang, berjualan dulu, kan. Nah, duitnya gue masukin ke saham. Sampe gue sudah punya cukup duit yang sangat banyak baru mungkin gue mau masuk ke properti,” terangnya saat menjadi narasumber pada podcast di kanal YouTube kasisolusi, (23/7).

Ada beberapa hal yang disampaikan David untuk menjadi investor pemula. Berikut ini penjelasannya.

Punya Fundamental Business

Menurut David, sangat penting untuk mempelajari terlebih dahulu apa yang ingin diinvestasikan. Dengan berbisnis terlebih dahulu, seseorang akan lebih mudah untuk memilih investasi yang tepat, terutama jika berinvestasi pada saham.

“Seorang pebisnis akan gampang masuk ke saham karena ketika kita membeli saham, kita membeli sebagian dari perusahaan bro. jadi ketika kita beli saham, kita jadi pemilik bisnis. Makanya saya sangat menganjurkan orang yang mau invest di saham, coba deh belajar bisnis dulu, pelajari dulu deh,” jelasnya.

Pandai Melihat Prospek Pertumbuhan Industri

Dalam investasi, istilah “sunset” dan “sunrise” digunakan untuk menggambarkan sektor-sektor industri berdasarkan prospek pertumbuhan mereka. Mengetahui hal ini sangat penting bagi investor pemula. “Jadi kita harus pintar lihat, perputaran duit itu lagi ke mana?” kata David.

Berivestasi pada Pemilik yang Punya Skill

Dalam berinvestasi, yang paling penting juga ialah mengetahui kemampuan pemilik bisnis. Kita harus mampu menilai apakah bisnis itu fit dengan foundernya.

“Invest ke perusahaan privat kalau bukan yang operatori gua, gua gak mau majority, gua cuma mau minority. Karena kalo gua take on majority, mau sebagus apapun bisnisnya, jiwa foundernya pasti akan lepas. Sedangkan ketika kita invest ke sebuah bisnis, kita tidak invest ke bisnisnya, tapi ke orangnya. Karena orang  yang bagus akan menjalankan bisnis yang bagus,” terangnya.

Perhatikan Daya Tumbuh Usaha 

Dalam berinvestasi, penting juga untuk memberhatikan daya tumbuh bisnis tempat kita berinvestasi. Daya tumbuh ini tidak hanya dilihat dari model bisnisnya, tetapi juga proses bisnisnya.

“Invest ke sebuah perusahaan bukan hanya melihat business model, tapi juga business proces,” ungkap David.

Berani Ambil Risiko

Pemuda berusia 23 tahun itu juga menjelaskan bahwa investasi itu bukanlah alat untuk cepat kaya raya. “Dalam investasi, kalo lo pengen cepat kaya maka semakin besar juga risiko yang harus lo ambil,” katanya. (*/IN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *