INSPIRASI NUSANTARA–Para ilmuwan dari Bulletin of the Atomic Scientists baru saja menggeser Jam Kiamat (Doomsday Clock) ke posisi paling berbahaya dalam sejarah, hanya 89 detik sebelum tengah malam. Hal ini menjadi simbol peringatan bahwa umat manusia menghadapi ancaman eksistensial yang kian nyata.
Ilmuwan dari Bulletin of the Atomic Scientists kembali mengingatkan bahwa dunia menghadapi ancaman besar. Jam Kiamat (Doomsday Clock), simbol tingkat risiko bencana global, kini bergeser ke posisi paling mengkhawatirkan dalam sejarah—hanya 89 detik sebelum tengah malam.
Keputusan ini mencerminkan meningkatnya risiko perang nuklir akibat konflik Rusia-Ukraina, ketegangan di Timur Tengah dan Asia, serta dampak dari kemajuan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia militer. Selain itu, krisis iklim yang semakin parah turut memperburuk situasi global.
Ancaman Nuklir dan Perang yang Tak Kunjung Usai
Dilansir dari CNBC, Menurut Daniel Holz, Ketua Dewan Sains dan Keamanan Bulletin of the Atomic Scientists, ancaman nuklir menjadi faktor utama dalam penyesuaian Jam Kiamat tahun ini. Perang di Ukraina tetap menjadi titik panas global, dengan risiko eskalasi ke konflik nuklir yang semakin tinggi.
Kekhawatiran ini semakin diperkuat oleh kebijakan baru Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir pada akhir 2023. Selain itu, Rusia juga menolak negosiasi perjanjian baru dengan Amerika Serikat terkait kontrol senjata nuklir setelah New Strategic Arms Reduction Treaty (New START) berakhir pada 2026.
Krisis Iklim yang Kian Memburuk
Selain ketegangan geopolitik, perubahan iklim yang semakin ekstrem juga berkontribusi terhadap mendekatnya Jam Kiamat. Organisasi Meteorologi Dunia PBB mencatat bahwa tahun 2024 menjadi tahun terpanas dalam sejarah.
“Dunia mengalami dekade terpanas dalam sejarah. Meskipun ada peningkatan penggunaan energi ramah lingkungan, upaya global masih jauh dari cukup untuk mencegah dampak terburuk perubahan iklim,” kata Holz yang dilansir dari CNBC
Fenomena seperti gelombang panas, banjir, kebakaran hutan, dan kenaikan permukaan laut terus meningkat, memicu ketidakstabilan sosial dan ekonomi di berbagai negara.
AI dan Risiko Perang Tanpa Kendali
Ilmuwan juga menyoroti perkembangan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia militer sebagai ancaman baru yang berpotensi meningkatkan risiko perang otomatis. Tanpa regulasi yang jelas, penggunaan AI dalam sistem persenjataan bisa mempercepat eskalasi konflik tanpa intervensi manusia, menciptakan bahaya yang sulit dikendalikan.
Dengan hanya 89 detik tersisa sebelum tengah malam, para ilmuwan mendesak para pemimpin dunia untuk segera bertindak.
Jam Kiamat bukan sekadar simbol, tetapi pengingat bahwa dunia harus segera bertindak untuk menghindari bencana global. Saat ini, keputusan ada di tangan para pemimpin dunia—apakah mereka akan bergerak untuk menyelamatkan masa depan, atau membiarkan umat manusia menuju kehancuran? (fit/in)