INSPIRASI NUSANTARA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmennya untuk memberantas mafia impor pangan. Dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, ia menyatakan siap mundur dari jabatannya jika upayanya tidak berhasil.
Amran menyampaikan pernyataan ini sebagai bagian dari upaya untuk mencapai swasembada pangan dengan mengoptimalkan pencetakan sawah baru. “Mafia impor, insyaallah, kami butuh dukungan. Kalau kami temukan, kami beresin. Kalau kami nggak bisa beresin, aku mundur,” ujarnya di hadapan anggota DPR RI, Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (5/11/2024).
Lebih lanjut, Amran mengungkapkan bahwa pada masa jabatannya sebagai Mentan pada 2014-2019, ia telah mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku mafia impor dengan menjebloskan sekitar 400 orang ke penjara. “Mafia impor, dulu 400 tersangka dipenjara di periode pertama,” katanya menegaskan.
Amran juga menyoroti masalah data produksi dalam negeri yang sering diperdebatkan, membuka peluang bagi mafia impor untuk bermain. Oleh karena itu, ia menekankan bahwa mulai saat ini data produksi pangan yang menjadi acuan hanya berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) guna menghindari manipulasi.
“Kami sudah minta seluruh Dirjen tidak boleh mengeluarkan data selain BPS, supaya tidak lagi diperdebatkan. Datanya tidak ada lagi yang kita gunakan selain data BPS,” jelasnya.
Komitmen ini merupakan langkah konkret Amran dalam memperbaiki tata kelola pangan nasional sekaligus membangun kepercayaan publik akan ketegasan pemerintah dalam melindungi sektor pertanian dari praktik mafia impor. (*/IN)