INSPIRASI NUSANTARA– Bagi warga Makassar, warung kopi bukan sekadar tempat untuk menikmati secangkir kopi, tetapi juga menjadi pusat interaksi sosial, tempat berbagi cerita, dan bahkan ruang diskusi berbagai topik, mulai dari politik, bisnis, hingga kehidupan sehari-hari.
Sejarah panjang kota Makassar sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan di kawasan timur Indonesia turut berkontribusi dalam perkembangan budaya kopi di daerah ini.
BACA JUGA: Hari Minum Kopi Nasional : 5 Kedai Kopi Unik di Sulawesi Selatan
BACA JUGA: Kopi dan Kolaborasi: Budaya Warkop yang Tetap Relevan Untuk Gen Z
Para pedagang dari berbagai penjuru Nusantara dan mancanegara membawa serta tradisi minum kopi yang kemudian berkembang dan berakulturasi dengan budaya lokal. Tak heran jika Makassar memiliki banyak warung kopi legendaris yang telah berdiri selama puluhan tahun dan tetap eksis hingga kini.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa warung kopi di Makassar memiliki peran penting dalam kehidupan sosial masyarakatnya. Warung kopi di Makassar tidak hanya menjadi tempat untuk menikmati minuman, tetapi juga berfungsi sebagai ruang publik yang mencerminkan dinamika sosial dan budaya kota. Dari kalangan pekerja, mahasiswa, hingga politisi, semua berkumpul di warung kopi untuk berdiskusi dan bersantai.
Berikut beberapa warung kopi legendaris di Makassar yang masih bertahan hingga kini dan menjadi bagian dari identitas kota:
1. Kedai Kopi Phoenam
Didirikan pada tahun 1946 oleh Liong Thay Hiong bersama kerabatnya, Kedai Kopi Phoenam telah menjadi ikon kuliner di Makassar. Nama “Phoenam” berasal dari bahasa Mandarin yang berarti “persinggahan selatan,” mencerminkan fungsinya sebagai tempat persinggahan bagi para pelaut yang berlabuh di pelabuhan Makassar.
BACA JUGA: Rahasia Panjang Umur di Setiap Cangkir Kopi Sulawesi Selatan
BACA JUGA: Tren Kopi 2025: Plant-based Akan Dominasi Kafe
Hingga kini, Phoenam tetap mempertahankan metode penyajian kopi tradisionalnya. Selain kopi hitam dan kopi susu khasnya, roti bakar dengan selai kaya menjadi pendamping sempurna bagi para pengunjung.
2. Warkop Tong San
Berdiri sejak tahun 1943, Warkop Tong San merupakan salah satu warung kopi tertua di Makassar. Nama “Tong San” berarti “Matahari Terbit” dalam bahasa Tionghoa, sesuai dengan jam operasionalnya yang dimulai sejak pukul 04:00 dini hari. Awalnya, warung ini melayani para nelayan dan pedagang ikan yang beraktivitas di pagi buta. Hingga kini, Warkop Tong San tetap mempertahankan racikan kopi khas Hainan dan suasana klasik yang membawa pengunjung pada nuansa tempo dulu.
3. Warkop Hai Hong
Sejak didirikan pada tahun 1945, Warkop Hai Hong telah menjadi tempat favorit bagi pecinta kopi di Makassar. Terletak di perempatan Jalan Bonerate dan Jalan Serui, warung ini mempertahankan arsitektur klasik yang memancarkan aura nostalgia. Menu kopi di sini beragam, mulai dari kopi hitam, kopi susu, hingga variasi dengan tambahan madu, jahe, atau gula merah. Pengunjung dapat memilih porsi sesuai selera, baik besar maupun kecil.
BACA JUGA: Kedai Kopi di Makassar : Gaya Urban dan Sentuhan Tradisional
BACA JUGA: Begini Filosofi Kopi Toraja yang Selaras dengan Gaya Hidup Slow Living
4. Warkop Dottoro
Didirikan pada tahun 1975, Warkop Dottoro telah berkembang pesat dengan puluhan cabang yang tersebar di Makassar dan kota-kota lain di Sulawesi Selatan. Warung kopi ini dikenal sebagai tempat berkumpul berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga orang tua, pengusaha, dan pejabat. Selain kopi robusta yang kaya rasa, Warkop Dottoro juga menawarkan berbagai kudapan tradisional yang cocok sebagai pendamping ngopi.
5. Warkop Daeng Sija
Berdiri sejak tahun 1960-an, Warkop Daeng Sija telah menjadi salah satu kedai kopi terpopuler di Makassar. Terletak di Jalan A.P. Pettarani, warung ini dikenal dengan kopi robustanya yang khas dan kaya rasa. Selain itu, suasana yang nyaman dan pelayanan yang ramah membuat pengunjung betah berlama-lama di sini.
Keberadaan warung kopi legendaris ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat menikmati kopi, tetapi juga sebagai ruang publik yang mencerminkan dinamika sosial dan budaya Makassar. Sebuah penelitian dari Universitas Hasanuddin mengungkapkan bahwa warung kopi di kota ini berkontribusi dalam membentuk identitas sosial masyarakat dan memiliki potensi besar dalam mendukung city branding Makassar.
Mengunjungi warung kopi legendaris di Makassar bukan hanya tentang menikmati secangkir kopi, tetapi juga merasakan sejarah, budaya, dan kehidupan sosial yang telah berkembang selama puluhan tahun. Maka, jika Anda berkunjung ke Makassar, pastikan untuk menyempatkan diri menikmati kopi di salah satu warung legendaris ini untuk merasakan pengalaman autentik yang tidak terlupakan. (*/IN)