INSPIRASI NUSANTARA – Pasar tradisional di Makassar masih menjadi pusat ekonomi bagi masyarakat setempat. Selain sebagai tempat bertransaksi jual beli, pasar-pasar ini juga memainkan peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya warga.
Namun, di tengah perkembangan kota dan modernisasi, pasar tradisional menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat.
BACA JUGA: Eksplorasi Pasar Tradisional: Tempat Berburu Kain Tenun Unik
BACA JUGA: Pasar Tradisional Tetap Eksis di Tengah Maraknya Supermarket
Makassar memiliki puluhan pasar tradisional yang tersebar di berbagai wilayah. Berdasarkan penelitian dari Universitas Hasanuddin, terdapat 34 pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar Raya, terdiri dari 18 pasar permanen resmi dan 16 pasar darurat resmi. Selain itu, survei lapangan juga menemukan setidaknya 50 pasar tidak resmi yang muncul akibat kebutuhan masyarakat akan tempat berjualan yang lebih fleksibel.
Peran Ekonomi dan Tantangan yang Dihadapi
Pasar tradisional menjadi salah satu sektor yang menggerakkan ekonomi lokal, terutama bagi pedagang kecil dan menengah. Pasar seperti Pasar Pabaeng-baeng dan Pasar Daya menjadi pusat perdagangan bahan pokok dan kebutuhan rumah tangga yang ramai dikunjungi setiap hari.
BACA JUGA: Rumput Laut Sulsel: Primadona Ekspor Indonesia di Pasar Global
BACA JUGA: Rahasia Dapur Tradisional Sulsel: Teknik Memasak yang Menghidupkan Rasa dan Tradisi
Namun, meskipun memiliki peran strategis, pasar tradisional di Makassar masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya fasilitas yang memadai, kondisi bangunan yang kurang terawat, dan persaingan dengan ritel modern.
Menurut data dari Jurnal Intelek Madani, salah satu kendala utama yang dialami pasar tradisional adalah ketidakteraturan tata ruang yang menyebabkan kemacetan dan kurangnya kenyamanan bagi pengunjung.
Revitalisasi dan Upaya Pemerintah
Pemerintah Kota Makassar terus melakukan berbagai upaya untuk merevitalisasi pasar tradisional agar tetap kompetitif. Salah satu program yang dijalankan adalah renovasi sejumlah pasar agar memiliki fasilitas yang lebih baik, seperti sistem drainase yang lebih baik, tempat parkir yang lebih luas, serta penataan lapak yang lebih tertib.
Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan pelatihan kepada para pedagang dalam hal manajemen keuangan dan pemasaran digital. Wali Kota Makassar dalam sebuah kesempatan menyatakan bahwa pasar tradisional harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Meski begitu, revitalisasi ini bukan tanpa tantangan. Beberapa pedagang merasa khawatir bahwa modernisasi pasar bisa menyebabkan kenaikan biaya operasional dan sewa tempat.
Masa Depan Pasar Tradisional
Keberadaan pasar tradisional di Makassar masih memiliki prospek yang baik jika dikelola dengan baik dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Kombinasi antara pengelolaan yang lebih modern, dukungan pemerintah, dan keterlibatan aktif dari masyarakat dapat menjadikan pasar tradisional tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat.
Sebagian besar warga Makassar masih percaya bahwa pasar tradisional memiliki daya tarik tersendiri yang tidak bisa ditemukan di pusat perbelanjaan modern.
Dengan berbagai upaya perbaikan yang terus dilakukan, diharapkan pasar tradisional di Makassar tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat, tidak hanya sebagai tempat belanja tetapi juga sebagai pusat ekonomi dan budaya yang terus berkembang. (*/IN)
Sumber:
• Universitas Hasanuddin. “Pola Persebaran Pasar Tradisional di Kota Makassar.” Jurnal Wilayah Kota dan Manajemen, 2023. cot.unhas.ac.id
• Jurnal Intelek Madani. “Analisis Peran Pasar Tradisional dalam Perekonomian Masyarakat.” IJIPublication, 2022. journal.intelekmadani.org
• Universitas Muhammadiyah Makassar. “Revitalisasi Pasar Tradisional di Makassar.” Digilib Admin Unismuh, 2021. digilibadmin.unismuh.ac.id