INSPIRASI NUSANTARA– Di tengah berbagai keterbatasan, masyarakat di wilayah terpencil Sulawesi Selatan terus berinovasi untuk memastikan bahwa pendidikan dapat diakses oleh semua anak.
Berbagai upaya kreatif telah lahir dari inisiatif lokal, mulai dari sekolah darurat yang dibangun secara gotong royong hingga program pendidikan digital yang memanfaatkan teknologi sederhana. Perjuangan ini tidak hanya membuktikan bahwa semangat belajar tetap berkobar di daerah terpencil, tetapi juga menunjukkan bahwa pendidikan adalah hasil dari kerja sama berbagai pihak, termasuk masyarakat, pemerintah, dan organisasi sosial.
BACA JUGA: Libur Sekolah Ramadhan 2025, Simak Jadwal dan Kegiatannya!
BACA JUGA: Hari Sekolah Tanpa Kekerasan: Kearifan Lokal Sulawesi Selatan Jadi Solusi
Berikut adalah beberapa inisiatif inspiratif, dirangkum dari berbagai sumber.
1. Sekolah Kolong: Inovasi Gotong Royong Masyarakat
Di Dusun Bara, Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, keterbatasan ruang belajar mendorong masyarakat untuk membangun “Sekolah Kolong” di bawah rumah panggung milik warga bernama Sabaria. Inisiatif ini muncul karena sekolah terdekat, SD Inpres Bonto Parang, berjarak terlalu jauh bagi anak-anak desa.
Berkat gotong royong, sekolah darurat ini tidak hanya memberikan akses pendidikan bagi 41 anak, tetapi juga mendorong pemerintah daerah untuk membangun sekolah permanen. Pada tahun 2023, Sekolah Kolong resmi terdaftar sebagai kelas jauh dari SD Inpres Bonto Parang, dan para siswanya telah terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
2. Sekolah Pulau: Menghubungkan Daerah Terpencil dengan Guru Terbaik
Di Pulau Bangko-Bangkoang, Kecamatan Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, pendidikan menjadi tantangan besar karena keterbatasan tenaga pengajar. Sebagai solusinya, program “Sekolah Pulau” mengirimkan guru-guru muda terbaik untuk mengajar di daerah terisolasi.
Salah satu contohnya adalah SMPN 5 Satap Liukang Kalmas yang berlokasi di pulau tersebut. Dengan sistem rotasi dan pelatihan berkelanjutan, program ini memastikan bahwa anak-anak di pulau terpencil tetap mendapatkan pendidikan berkualitas.
3. Komunitas 1000 Guru: Mengajar dan Menginspirasi
Komunitas 1000 Guru Sulawesi Selatan mengajak anak muda dari berbagai profesi untuk menjadi “guru sehari” di pedalaman. Dengan konsep “traveling and teaching”, mereka berbagi inspirasi dan motivasi kepada anak-anak di daerah terpencil, menunjukkan bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih cita-cita. Inisiatif ini menekankan pentingnya peran serta semua pihak dalam pemerataan pendidikan.
Kisah-kisah di atas menggambarkan bahwa di balik segala keterbatasan, terdapat semangat dan dedikasi luar biasa dari individu dan komunitas yang berkomitmen memajukan pendidikan di wilayah terpencil. Mereka adalah inspirasi nyata bahwa dengan tekad, kolaborasi, dan kepedulian, pendidikan untuk semua dapat terwujud.
4. Pendidikan Mobile: Guru Keliling Menembus Hutan dan Pegunungan
Di pedalaman Luwu, keterbatasan akses ke sekolah menjadi kendala utama. Sebagai solusinya, sekelompok guru berinisiatif menjadi “guru keliling,” mengunjungi desa-desa terpencil untuk mengajar anak-anak yang sulit mengakses sekolah formal. Mereka menempuh perjalanan melewati hutan dan jalan berbatu setiap hari demi memastikan anak-anak tetap mendapatkan pendidikan.
5. Literasi Digital untuk Daerah Terpencil: Kelas Online dengan Teknologi Sederhana
Meskipun banyak desa di Sulawesi Selatan masih mengalami keterbatasan listrik dan internet, inovasi pendidikan digital mulai berkembang. Dengan menggunakan teknologi sederhana seperti radio edukasi dan modul pembelajaran berbasis video offline, anak-anak di daerah terpencil tetap bisa mendapatkan materi pelajaran yang berkualitas. Program ini diprakarsai oleh para pemuda lokal yang ingin mengatasi kesenjangan digital dalam pendidikan.
Inovasi pendidikan di wilayah terpencil Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk kemajuan. Dengan gotong royong, dedikasi, dan pemanfaatan teknologi sederhana, akses pendidikan yang lebih baik dapat terwujud bagi anak-anak di daerah terpencil. (*/IN)