Wisata  

Perjalanan Ziarah Makam Sultan Hasanuddin di Gowa

Perjalanan Ziarah Makam Sultan Hasanuddin di Gowa
PERJALANAN Ziarah Makam Sultan Hasanuddin di Gowa. (foto:ig/@madelariani)

INSPIRASI NUSANTARA–Perjalanan ziarah ke makam Sultan Hasanuddin telah menjadi tradisi bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Selain itu, tempat ini juga dikenal sebagai destinasi bersejarah yang sarat makna.

Makam Sultan Hasanuddin di Kabupaten Gowa menjadi destinasi bersejarah yang tak hanya menarik wisatawan, tetapi juga peziarah yang ingin mengenang perjuangan sang pahlawan nasional. Sebagai Raja Gowa ke-16, Sultan Hasanuddin dikenang atas keberaniannya melawan VOC dalam mempertahankan kedaulatan Kerajaan Gowa pada abad ke-17.

Berdasarkan daftar raja-raja Gowa yang dimuat dalam buku Islamisasi Kerajaan Gowa Abad XVI sampai Abad XVII yang ditulis oleh Ahmad M. Sewang, Sultan Hasanuddin merupakan Raja Gowa ke-16, atau Sultan Gowa ke-3 sejak kerajaan ini mulai memeluk Islam.

Hasanuddin lahir di Gowa pada 12 Januari 1631 dengan nama Muhammad Bakir I. Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape. Atas keberaniannya melawan penjajah Belanda, ia dijuluki De Haantjes van Het Osten yang artinya Ayam Jantan dari Timur.

Menelusuri Sejarah di Kompleks Makam Sultan Hasanuddin

Terletak di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, kompleks makam Sultan Hasanuddin berdiri sebagai bukti kejayaan Kerajaan Gowa-Tallo. Di tempat ini, terdapat makam para raja dan bangsawan Gowa lainnya yang menandakan betapa besarnya pengaruh kerajaan tersebut dalam sejarah Sulawesi Selatan.

Saat memasuki area makam, pengunjung akan merasakan atmosfer yang sakral dengan arsitektur khas Makassar yang masih terjaga. Batu nisan besar yang menghiasi kompleks ini menjadi saksi bisu atas kegigihan Sultan Hasanuddin dalam mempertahankan wilayahnya dari kolonialisme. Banyak peziarah datang untuk berdoa dan mengenang jasa beliau sebagai pemimpin yang penuh keberanian.

Tradisi Ziarah dan Nilai Spiritual

Ziarah ke makam Sultan Hasanuddin bukan sekadar perjalanan sejarah, tetapi juga memiliki nilai spiritual bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Setiap hari, peziarah datang untuk mendoakan sang pahlawan, terutama pada momen penting seperti Hari Pahlawan dan hari besar Islam, di mana tradisi doa bersama sering dilakukan oleh tokoh adat dan masyarakat setempat.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa-jasa Sultan Hasanuddin, Kodam XIV/Hasanuddin rutin menggelar kegiatan ziarah ke makam beliau. Salah satu tradisi ini dilakukan saat pejabat baru masuk ke lingkungan Kodam Hasanuddin.

Destinasi Edukatif untuk Generasi Muda

Selain sebagai tempat ziarah, makam Sultan Hasanuddin juga menjadi sumber edukasi bagi pelajar dan peneliti sejarah. Banyak sekolah serta komunitas budaya yang mengadakan kunjungan untuk memperkenalkan generasi muda pada kisah perjuangan Sultan Hasanuddin dan pentingnya mempertahankan warisan sejarah.

Pemerintah daerah dan masyarakat setempat terus berupaya melestarikan kompleks makam ini agar tetap menjadi simbol kebanggaan rakyat Sulawesi Selatan. Dengan mengunjungi tempat ini, pengunjung tidak hanya mengenang sejarah tetapi juga bisa memetik semangat perjuangan dari Sultan Hasanuddin.

Bagi siapa pun yang ingin merasakan perjalanan sejarah dan menelusuri jejak kepahlawanan, ziarah ke makam Sultan Hasanuddin di Gowa akan menjadi pengalaman yang penuh makna. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *