INSPIRASI NUSANTARA–Keputusan Federal Reserve memangkas suku bunga tampaknya menjadi pedang bermata dua bagi pasar global. Di Indonesia, rupiah langsung tertekan, menyentuh Rp16.200 per dolar AS hanya dalam hitungan menit sejak perdagangan dibuka.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan setelah bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), mengumumkan pemangkasan suku bunga. Berdasarkan data Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,28% ke level Rp16.130 per dolar AS pada Kamis (19/12/2024).
Bahkan, hanya empat menit setelah perdagangan dimulai, rupiah sempat menyentuh Rp16.200 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar (DXY) menguat tipis 0,01% menjadi 108,04 pada pukul 08.56 WIB, lebih tinggi dibandingkan posisi sebelumnya di angka 108,03. Penguatan ini didorong oleh kebijakan The Fed yang menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,25%-4,50%, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Namun, langkah The Fed tidak sepenuhnya memberikan optimisme. Bank sentral tersebut mengisyaratkan kehati-hatian untuk kebijakan selanjutnya. Dalam konferensi pers, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa pihaknya telah melonggarkan kebijakan moneter secara signifikan tahun ini dan akan lebih berhati-hati dalam menentukan penyesuaian ke depan.
“Langkah hari ini membuat kami telah memangkas suku bunga sebesar satu poin persentase dari level puncaknya. Dengan stance kebijakan yang lebih longgar, kami akan lebih hati-hati dalam mempertimbangkan langkah selanjutnya,” ujar Powell.
Dot plot terbaru The Fed yang dirilis bulan ini menunjukkan bahwa hanya dua kali pemangkasan suku bunga yang diantisipasi pada 2025. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan proyeksi sebelumnya yang memperkirakan pemangkasan hingga 100 basis poin.
Kebijakan yang lebih berhati-hati ini membuat dolar AS tetap kuat, sehingga memberikan tekanan tambahan bagi rupiah. Sentimen ini menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia di tengah dinamika global yang terus berkembang. (fit/in)