INSPIRASI NUSANTARA–Sastra Indonesia Unhas melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pada Selasa, 22 April 2025, di SMA Negeri 3 Gowa, yang terletak di jalur poros Makassar–Takalar, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. Acara ini merupakan bagian dari implementasi tridarma perguruan tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat.
Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Dr. Nurhayati, M.Hum., menekankan pentingnya kesantunan berbahasa, khususnya di kalangan pelajar. Hal ini disampaikannya saat membawakan materi berjudul “Kesantunan Berbahasa” dalam kegiatan pengabdian masyarakat di SMA Negeri 3 Gowa.
Dalam paparannya, Prof. Nurhayati dosen Unhas ini menjelaskan bahwa kemampuan berbahasa dengan santun sangat penting dalam menciptakan komunikasi yang harmonis. “Di era digital saat ini, ketika media sosial menjadi ruang utama berinteraksi, kesantunan berbahasa menjadi keterampilan mendasar yang wajib dimiliki,” ujarnya.
Baca juga : Camping and Study Tour CS Unhas’s Family: “Dari Kampus ke Kampung”
Ia menekankan bahwa salah satu tujuan utama kesantunan berbahasa adalah untuk menghormati lawan bicara serta mencegah terjadinya konflik. Remaja, menurutnya, perlu memahami konteks dan kondisi saat berbicara. Dalam suasana formal, bahasa yang digunakan sebaiknya resmi, sedangkan dalam situasi nonformal, penggunaan bahasa santai dapat diterima.
Pentingnya Etika Berbahasa di Dunia Digital
Sebagai contoh, Prof. Nurhayati menyoroti penggunaan umpatan seperti “tolo’ na” dalam bahasa Makassar yang berarti “bodohnya”. Menurutnya, ekspresi semacam ini bisa saja digunakan dalam konteks bercanda bersama teman sebaya, namun tidak pantas disampaikan dalam situasi atau lingkungan yang berbeda.
Ia juga mengingatkan pentingnya etika berbahasa di dunia digital. “Di media sosial, kita harus berhati-hati sebelum mengirim pesan. Periksa kembali isi pesan, pikirkan maknanya, dan hindari penggunaan emotikon yang tidak tepat. Ini bagian dari menjaga kesantunan dalam berbahasa,” jelasnya.
Selain materi tentang etika berbahasa, kegiatan ini juga diisi dengan sesi “Apresiasi Nilai Budaya dalam Karya Sastra” yang dibawakan oleh Dr. Indriati Lewa, M.Hum.
Ketua Departemen Sastra Indonesia FIB Unhas, Prof. Dr. Munira Hasjim, S.S., M.Hum., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin departemennya yang bertujuan menyebarluaskan ilmu, terutama terkait penggunaan bahasa yang tepat dan penghargaan terhadap karya sastra.
“Tema kegiatan kali ini adalah Pelatihan Kesantunan Berbahasa dan Apresiasi Nilai Budaya dalam Karya Sastra,” ujar Prof. Munira di hadapan 30 siswa perwakilan kelas XI dan XII. Sebagai bentuk silaturahmi, ia juga menyerahkan plakat Unhas kepada Wakil Kepala Sekolah SMAN 3 Gowa, Muh. Djufri, S.Pd.
Kegiatan ini turut melibatkan sejumlah dosen dari Departemen Sastra Indonesia FIB Unhas, di antaranya:
Prof. Dr. A.B. Takko, M.Hum.,
Dr. Tammasse, M.Hum. (Ketua Program Studi Magister Bahasa Indonesia),
Rismayanti, S.S., M.Hum. (Sekretaris Departemen),
Dr. M. Dahlan Abubakar, M.Hum.,
Dra. Muslimat, M.Hum.,
Dra. Nursa’adah, M.Hum.,
Dr. Indar, S.S., M.Hum.,
Faisal Oddang, S.S., M.Hum.,
Muh. Nur Iman, S.S., M.Hum.,
Andi Merling, S.S., M.Hum., dan
Ipha Bahia, S.S., M.A. (*/IN)