Ragam  

Tahun Baru Imlek: Makna Mendalam di Balik Warna Merah dan Kuning dalam Perayaannya  

Tahun Baru Imlek: Makna Mendalam di Balik Warna Merah dan Kuning dalam Perayaannya
BARONGSAI. Makna Mendalam di Balik Warna Merah dan Kuning dalam Perayaan Tahun Baru Imlek. (foto:istimewa)

INSPIRASI NUSANTARA–Tahun Baru Imlek tidak hanya dirayakan dengan kemeriahan, tetapi juga menyimpan makna mendalam melalui simbol warna merah dan kuning emas yang menghiasi setiap sudut perayaan.

Penetapan hari besar di Indonesia telah dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama (Menag), Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Nomor 1017, 2, dan 2 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025. Mengacu pada SKB 3 Menteri tersebut, Tahun baru Imlek 2025 jatuh pada Rabu, 29 Januari.

Sebelum Imlek tiba, suasana semarak sudah terlihat di berbagai tempat, mulai dari pusat perbelanjaan hingga rumah-rumah, dengan hiasan khas yang didominasi warna merah dan kuning emas.

Warna-warna ini tidak hanya menjadi simbol dekorasi, tetapi juga memiliki makna mendalam yang melekat dalam budaya Tionghoa.

Filosofi Warna Merah: Simbol Keberuntungan

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam American International Journal of Contemporary Research oleh Qiang (2011), warna merah dalam budaya Tionghoa melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan keuntungan. Dalam bahasa Mandarin, “hong” (merah) sering diasosiasikan dengan simbol api dan awal yang baik, sebagaimana tersirat dalam ungkapan “Kai Men Hong,” yang berarti “awal yang penuh keberuntungan.”

Selain itu, merah juga mencerminkan kebahagiaan, kesehatan, kecantikan, hingga semangat revolusi. Tak heran jika warna ini menjadi warna nasional di Tiongkok dan mendominasi berbagai perayaan besar, termasuk Tahun Baru Imlek.

Legenda masyarakat Tionghoa juga memperkuat penggunaan warna merah. Konon, seekor monster bernama “Nian” yang biasa memangsa manusia selama musim dingin, takut pada warna merah. Sejak itu, masyarakat menggantung lampion dan mengenakan pakaian merah untuk mengusir Nian, yang kini menjadi tradisi penting saat Imlek.

Filosofi Warna Kuning: Simbol Kemuliaan

Berbeda dengan merah, warna kuning melambangkan elemen tanah yang kuat dan stabil. Dalam budaya Tionghoa, kuning sering dikaitkan dengan keberuntungan, kemuliaan, dan kekuasaan.

Warna kuning juga melambangkan kesucian dan kebebasan dari materialisme, sebagaimana tercermin dalam ajaran Buddha, di mana biksu mengenakan jubah berwarna kuning.

Makna Simbolis Warna Lain

Selain merah dan kuning, beberapa warna lain juga memiliki arti khusus:

Hijau: Kemakmuran, kesehatan, dan keamanan.

Hitam: Stabilitas dan keabadian.

Emas: Kekayaan dan kebajikan.

Putih: Kematian dan duka.

Ungu: Keilahian dan keabadian.

Dekorasi Penuh Harapan

Dominasi warna merah dan kuning emas tampak pada berbagai pernak-pernik khas Imlek, seperti angpao, lampion, hingga lilin. Melalui hiasan ini, masyarakat Tionghoa berharap dapat menyambut tahun baru dengan keberuntungan dan kebahagiaan sepanjang tahun.

Dengan segala maknanya, Imlek bukan sekadar perayaan, melainkan momen refleksi budaya yang sarat simbolisme dan doa untuk kehidupan yang lebih baik. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *