5 Istilah Terkait Belanja Impulsif, Tak Hanya Doom Spending

ILUSTRASI. Belanja Impulsif. (Foto:IST)

INSPIRASI NUSANTARA—Belanja impulsif merupakan salah satu perilaku konsumtif akibat dorongan psikologis. Selain doom spending, erdapat beberapa istilah lain yang juga berkaitan dengan belanja impulsif.

Berikut ini 5 istilah terkait belanja impulsif.

1. Doom Spending

Doom spending merupakan belanja impulsif yang terjadi sebagai respons terhadap ketakutan atau kecemasan tentang masa depan. Biasanya dipicu oleh peristiwa besar seperti krisis ekonomi atau pandemi.

Fenomena ini terjadi ketia orang-orang mencoba mencari pelarian dari perasaan tidak berdaya atau ketidakpastian dengan cara menghabiskan uang, sering kali untuk barang-barang yang tidak diperlukan. Hal ini dapat menyebabkan masalah finansial jangka panjang.

2. Retail Therapy

Retail therapy merupakan perilaku berbelanja untuk memperbaiki suasana hati yang buruk atau meredakan stres. Banyak orang berbelanja sebagai cara untuk merasa lebih baik setelah menghadapi stres, rasa sedih, atau kecemasan. Meskipun efeknya sementara, retail therapy bisa memberikan perasaan puas dan kontrol sesaat.

3. Impulse Buying

Impulse buying adalah istilah untuk fenomena belanja tanpa perencanaan atau keputusan spontan untuk membeli sesuatu tanpa memikirkan konsekuensinya. Fenomena ini terjadi akibat pengaruh dari promosi, diskon, atau tampilan produk yang menarik sering kali memicu perilaku ini. Konsumen membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan hanya karena dorongan sesaat atau karena merasa mendapat penawaran yang baik.

4. Compulsive Buying Disorder (CBD)

Compulsive Buying Disorder (CBD) merupakan gangguan psikologis yang ditandai dengan dorongan tak terkendali untuk terus berbelanja, meskipun orang tersebut tahu bahwa kebiasaannya dapat berdampak negatif. Mereka yang mengalami CBD merasa tidak bisa menghentikan kebiasaan berbelanjanya, bahkan ketika itu menyebabkan masalah finansial, emosional, atau sosial. Belanja menjadi cara untuk mengatasi stres atau emosi negatif.

5. FOMO (Fear of Missing Out) Shopping

FOMO shopping adalah perilaku belanja yang didorong oleh ketakutan untuk ketinggalan tren, penawaran, atau pengalaman tertentu. Fenomena ini dipicu oleh media sosial atau tren konsumen, orang merasa harus membeli sesuatu agar tetap relevan atau tidak merasa tertinggal oleh lingkungannya. FOMO sering kali diperburuk oleh iklan online dan konten influencer yang membuat orang merasa perlu mengikuti tren terbaru.

Kelima fenomena tersebut menggambarkan berbagai bentuk perilaku konsumtif yang sering kali didorong oleh faktor emosional atau psikologis. Jika tidak dikendalikan, belanja berlebihan dapat menyebabkan masalah finansial dan emosional yang signifikan. (*/IN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *