IN, MAKASSAR — Anggota DPRD Makassar, dr Udin Malik memberi perhatian khusus ke masalah bullying yang masih marak.
Anggota DPRD Makassar yang baru dilantik, 9 September 2024 itu hadir langsung melakukan advokasi ke salah seorang anak yang baru-baru ini dibullying oleh lima orang temannya. Anak siswa kelas 2 SD dari salah satu sekolah internasional di wilayah Tanjung Bunga, Makassar.
dr Udin Malik mencerikan kejadian yang dialami anak itu pada acara ulang tahun rekannya di salah satu mal, seorang anak mengalami pembulying oleh lima orang anak saat sedang bermain di sela-sela acara tersebut.
“Dari video CCTV terlihat, anak tersebut dipukuli beramai-ramai. Anak tersebut terlihat dipegang lalu dipukuli, lalu anak tersebut dipukuli ayunan,” ujarnya saat ditemui Media, Jumat, 19 September 2024.
Bahkan, kelima anak tersebut lompat-lompat menginjak anak tersebut. Anak ini salah satu murid dari dari sekolah internasional di daerah Tanjung Bunga.
Orang tua korban sudah melapor ke pihak kepolisian dan DP3A Makassar.
“Menurut pengakuan orang tua korban,ada beberapa rekan dari anak ini juga pernah mengalami hal yang sama,” ucapnya.
Pemuda kelahiran, Polman 17 Juli 1989 itu menyampaikan bahwa masalah bulling ini merupakan fenomena gunung es.
“Banyak sebetulnya yang terjadi tapi tidak nampak. Yang nampak di permukaan sangat sedikit,” katanya.
Peraih predikat Summa Cumlaude dengan IPK 4.00 dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin itu membeberkan bahwa masalah bullying masih marak. Tidak hanya di sekolah negeri, masalah ini juga terjadi di sekolah-sekolah swasta, bahkan yang level internasional.
“Dampak dari pembulian ini sangat berpengaruh ke psikologi anak, bahkan kalau tidak ditangani bisa dibawa hingga dewasa sehingga merusak masa depan anak itu,” katanya.
Sebagai wakil rakyat, dr Udin Malim mengutarakan bahwa hal ini harus jadi perhatian bersama dari berbagai pihak, maka dari itu dia bakal mengawal dan harus merumuskan pemecahan masalah ini. Sehingga kedepannya bisa melahirkan budaya anti bulling di Makassar.
Terpisah, Kepala Bidang Perlindungan Khusus Anak DP3A Makassar, Sulfiani Karim menyampaikan pihaknya belum mendapat data dari pihak sekolah anak tersebut.
Sekolahnya tidak kooperatif, sementara menurut orang tua korban sudah banyak teman anaknya mengalami hal tersebut.
“Kami ke sekolahnya, menyampaikan bahwa ada perundungan di murid sekolahnya dan sudah sering terjadi, namun pihak sekolahnya tidak memberikan keterangan apa-apa,” tuturnya. (*/IN)