INSPIRASI NUSANTARA–Lewat konten-konten kreatif di TikTok, Generasi Z Sulawesi Selatan berhasil mengubah cara orang memandang bahasa daerah. Dengan tantangan seru bertajuk Challenge Bahasa Daerah Sulsel, mereka tak hanya menghibur, tetapi juga melestarikan kekayaan budaya lokal.
Generasi Z di Sulawesi Selatan kembali menunjukkan kreativitasnya dengan memanfaatkan platform TikTok untuk meluncurkan tren terbaru, Challenge Bahasa Daerah Sulsel. Tren ini menjadi ajang bagi kaum muda untuk menghidupkan kembali bahasa daerah seperti Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar melalui cara-cara yang unik, segar, dan menghibur.
Dimulai oleh sejumlah kreator muda yang memproduksi konten inovatif, tantangan ini melibatkan berbagai jenis video, mulai dari edukasi kosakata, parodi percakapan sehari-hari, hingga lagu populer yang diterjemahkan ke bahasa lokal. Dalam waktu singkat, challenge ini berhasil menarik perhatian jutaan pengguna TikTok di Indonesia, menjadi viral di berbagai kalangan.
Menghibur Sambil Melestarikan Budaya
Lebih dari sekadar hiburan, Challenge Bahasa Daerah Sulsel membawa misi mulia untuk memperkenalkan kembali kekayaan budaya lokal di tengah gempuran era digital. Video-video berdurasi singkat ini menjadi media efektif untuk menyampaikan nilai-nilai budaya yang mulai terlupakan, menjadikannya lebih relevan dan menarik bagi generasi muda.
Salah satu kreator yang ikut mempopulerkan tren ini adalah @olivia_aten, seorang travel fashion influencer sekaligus runner-up Miss Charm 2023. Dalam salah satu unggahannya, ia mengajak warganet untuk mengenal logat, aksen, dan arti dari bahasa Bugis melalui konten yang edukatif dan menghibur.
Tidak kalah menarik, kreator TikTok @aldiasri, yang dikenal dengan sebutan Om Ee, juga membuat konten challenge logat dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Dengan gaya yang santai namun kreatif, ia berhasil menarik perhatian penonton dan menginspirasi banyak anak muda untuk turut serta.
Tren yang Menginspirasi Generasi Muda
Tren ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga membuka peluang diskusi tentang pentingnya melestarikan bahasa daerah sebagai bagian dari identitas budaya. Keberhasilan tantangan ini membuktikan bahwa media sosial bisa menjadi sarana efektif untuk menyatukan edukasi dan hiburan, serta menjadikan bahasa daerah kembali relevan di kalangan anak muda.
Dengan semakin banyaknya kreator yang terlibat, Challenge Bahasa Daerah Sulsel menunjukkan bagaimana teknologi bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan budaya lokal di tengah masyarakat global.
LAkankah tantangan ini menjadi awal dari kebangkitan bahasa daerah di era digital? Kita tunggu saja! (fit/in)