Ragam  

Dorong Kades Siapkan Anggaran Penanganan Stunting, MB-Asman Optimis Sisa 15 Persen di Akhir 2023

BERSAMA. Suasana saat Bupati Enrekang, Muslimin Bando (peci hitam) bersama jajaran dan forkopimda menunjukan simbol cinta sebagai langkah untuk pengendalian stunting dalam kegiatan Rakor, Kamis (30/03/2023). (foto:IST/InspirasiNusantara)

IN, ENREKANG– Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Enrekang menggelar Rapat Koordinasi (Rakor), di Pendopo Rujab Bupati, Kamis (30/03/ 2023).

Rakor tersebut dirangkai dengan pemetaan l, analisis data, dan rencana kerja (aksi 1 dan 2) dalam pengendalian stunting. Kegiatan dihadiri Bupati Enrekang Muslimin Bando, Wakil Bupati Enrekang Asman, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel, Andi Ritamariani dan jajaran forkopimda.

Turut hadir Ketua TP-PKK Johra Bagenda MB, Wabup Asman, Kadis Dalduk-KB Darmiati Siampa, sejumlah pimpinan OPD, para camat, lurah, kades, dan jajaran anggota TPPS yang mencapai 110 peserta.

Kadis Dalduk-KB Enrekang Darmiati Siampa mengatakan, rakor ini digelar untuk meningkatkan komitmen bersama dan koordinasi anggota TPPS, dalam rangka akselerasi penurunan stunting. Juga mewujudkan sinkronisasi pelaksanaan program di semua tingkatan. Serta evaluasi upaya-upaya percepatan penurunan stunting dan perbaikan rencana aksi tahun 2023.

Bupati Enrekang, Muslimin Bando pun mengapresiasi penanganan stunting yang semakin baik. Sehingga dapat mencatat penurunan signifikan hingga 19,45 persen.

Secara khusus, Bupati memuji Ketua TP-PKK Johra Bagenda, Wabup Asman, dan Kadis Dalduk-KB Darmiati Siampa beserta jajaran pemerintah yang bekerja keras memimpin gerakan penurunan stunting tersebut.

“Beginilah jika pekerjaan diserahkan pada ahlinya. Makanya kita sangat optimis, bisa mencapai 15 persen pada akhir 2023 ini,” ujar MB –panggilan akrab Bupati Muslimin Bando–

Guna terus mempercepat penurunan stunting, MB meminta kepala desa menyiapkan anggaran di APBDes. Nilainya bahkan diperbolehkan mencapai 20 persen dari APBDes.

“Jangan beli macam-macam dulu. Fokus anggaran untuk menangani penderita stunting dan keluarga dengan anak berisiko stunting,” tegas MB.

Bupati MB bahkan siap membuat regulasinya. Ia memerintahkan segera berkoordinasi antara BKKBN, Kabag Hukum, APDESI, dan camat.

“Asalkan tidak melanggar, kita buatkan dasar hukum penganggaran di APBDes,” kata Ketua DPD Partai Golkar Enrekang ini.

Wabup Asman selaku Ketua TPPS menekankan pentingnya menurunkan stunting. Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal serta produktivitas rendah. Sehingga tingginya prevalensi stunting berdampak langsung pada kerugian ekonomi dan ketidaksejahteraan masyarakat.

Dari 14.546 bayi di Enrekang, ada 19,45 persen yang menderita stunting. Diantaranya berada di kecamatan Buntu Batu, Baraka, dan Malua yang tercatat prevalensi tertinggi.

“Kita sudah punya data pasti, by name dan by adress. Sehingga yang perlu kita gencarkan adalah aksi nyata,” ucap Asman.

Asman menekankan perlunya membiasakan pola hidup sehat, makan makanan bergizi, dan memanfaatkan pangan lokal.

Ketua Partai Nasdem Enrekang ini bahkan menggagas pemecahan rekor MURI minum jus massal. Racikan jus kelor dari TP-PKK Enrekang baru saja sukses menjadi yang terbaik pada Semarak Horti Ceria tingkat Sulsel, belum lama ini. Sehingga menarik disosialisasikan secara massif agar dijadikan sajian rutin keluarga.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel Andi Ritamariani turut memuji pelbagai upaya penurunan stunting di Enrekang. BKKBN siap memberi support penuh atas program-program tersebut.

Kinerja penurunan stunting Enrekang, kata Andi Ritamariani juga didukung oleh ketersediaan pangan yang bergizi. Bahkan Enrekang ia sebut daerah yang paling berpotensi meraih kemandirian pangan.

Pada kesempatan ini ia juga menyerahkan alokasi pagu DAK fisik sub-bidang KB dan bantuan operasional KB senilai Rp6 miliar, untuk Kabupaten Enrekang. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *