INSPIRASI NUSANTARA — Gaya hidup ramah lingkungan tak lagi sebatas slogan, melainkan telah menjadi gerakan nyata yang tumbuh dari kesadaran masyarakat urban.
Fenomena gaya hidup ramah lingkungan ini mencerminkan meningkatnya kesadaran bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah sederhana. Di banyak titik kota, warga mulai menunjukkan kepeduliannya dengan membawa botol minum sendiri, menggunakan tas belanja dari kain, membeli produk lokal, serta aktif berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang.
Berdasarkan data dari World Economic Forum, Indonesia menghasilkan sekitar 6,8 juta ton sampah plastik setiap tahunnya. Tanpa perubahan pola konsumsi dan kebiasaan masyarakat, jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat.
Oleh sebab itu, menghindari pembelian air minum kemasan telah menjadi salah satu kebiasaan kecil yang berdampak besar terhadap lingkungan.
Lebih dari Sekadar Tren Gaya Hidup
Gaya hidup ramah lingkungan kini berkembang menjadi sebuah pola pikir. Bukan lagi semata-mata soal penggunaan sedotan bambu atau kemasan ramah lingkungan, tetapi menyangkut keputusan sehari-hari yang lebih bijak—seperti mengurangi limbah makanan, menolak produk sekali pakai, serta memilih moda transportasi rendah emisi.
Laporan yang dilansir dari Climate Transparency menyebutkan bahwa sektor penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di Indonesia berasal dari pembangkit listrik (36 persen), diikuti oleh sektor industri (31 persen), dan transportasi (27 persen). Penggunaan transportasi publik menjadi salah satu solusi efektif untuk menekan emisi, sekaligus menjaga kualitas udara dan kesehatan masyarakat di wilayah perkotaan.
Dimulai dari Hal Kecil di Rumah Sendiri
Menjadi bagian dari solusi tidak harus menunggu menjadi aktivis lingkungan. Gaya hidup berkelanjutan dapat dimulai dari rumah tangga masing-masing—dari cara mengelola dapur, memilih produk belanja, hingga membawa wadah sendiri saat berbelanja. Jika setiap orang berhenti membeli air botolan setiap hari, dampaknya setara dengan menanam jutaan pohon dalam setahun.
Kota adalah tempat tinggal bersama. Masa depannya sangat ditentukan oleh pilihan-pilihan kecil yang kita ambil hari ini.
Meski satu individu tak bisa menyelamatkan dunia sendirian, setiap langkah sadar yang dilakukan mampu memberi dampak nyata pada lingkungan sekitar. Dari sinilah, perubahan besar dapat tumbuh dan mengakar. (Int/fik/IN)