Gunung Marapi Meletus, Warga Lebih Siap Hadapi Ancaman Alam  

BENCANA ALAM. Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali meletus, menyelimuti desa-desa dengan abu vulkanik, Minggu (27/10/2024). (Foto:IST)

INSPIRASI NUSANTARA– Gunung Marapi kembali meletus, Minggu (27/10). Warga sekitar menjalani kehidupan dengan kewaspadaan dan lebih siap menghadapi ancaman alam.

Pada Minggu pagi , salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia, Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kembali menunjukkan aktivitasnya yang tak terduga.  Muntahan abu tebal hingga tiga kali mengakibatkan desa-desa sekitar dipenuhi abu vulkanik. Meski demikian, peristiwa ini dilalui dengan aman tanpa korban jiwa yang dilaporkan.

Gunung Marapi mengeluarkan awan panas dan abu setinggi 2.000 meter yang menyebar hingga beberapa mil jauhnya. Awan tersebut menghujani desa-desa sekitar dengan debu vulkanik yang tebal.

Ahmad Rifandi, pejabat di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia, mengatakan bahwa gunung ini masih berada di level peringatan tertinggi kedua sejak awal tahun ini.

Komunitas di sekitar Gunung Marapi, yang akrab dengan risiko letusan dan tanah longsor akibat lahar dingin saat musim hujan, kini menjalani kehidupan yang penuh kewaspadaan. Namun, pengalaman pahit di masa lalu telah mengajarkan mereka untuk lebih siap menghadapi ancaman alam. 

Masyarakat tetap tegar dan mulai menerapkan langkah-langkah mitigasi yang mereka pelajari, seperti menjaga jarak aman dan mempersiapkan jalur evakuasi yang lebih cepat dan efektif. Letusan kali ini terjadi lima bulan setelah bencana longsor lahar dingin yang dipicu hujan monsun. 

Pada Desember 2023, letusan Gunung Marapi juga terjadi, menelan korban jiwa 24 pendaki dan menyebabkan luka bagi banyak lainnya. Namun, masyarakat setempat memilih untuk tidak menyerah.

Sebaliknya, mereka bersatu dan membangun kembali desanya, menjadikan ancaman alam sebagai kesempatan untuk memperkuat ketangguhan mereka.

Indonesia, negara dengan lebih dari 282 juta penduduk, memang hidup di atas garis patahan seismik aktif “Cincin Api,” yang kerap menantang keberanian warganya. Namun, setiap bencana memberikan pelajaran berharga bagi penduduk untuk tetap kuat, tabah, dan terus belajar agar lebih siap menghadapi bahaya di masa depan. (*IN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *