INSPIRASI NUSANTARA–Gus Miftah memilih mundur dari posisi strategisnya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama. Keputusan ini diambil setelah pernyataannya memicu gelombang polemik di tengah masyarakat kini, publik menanti siapa sosok yang akan melanjutkan misi besar ini.
Pengunduran diri Miftah Maulana Habiburrahman, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah, dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, menjadi perhatian publik. Langkah ini diambil setelah pernyataannya memicu polemik di masyarakat.
Presiden Prabowo Subianto dalam konferensi pers di Istana Merdeka pada Jumat, 6 Desember 2024, menilai keputusan Gus Miftah sebagai bentuk tanggung jawab yang patut diapresiasi. Keputusan tersebut mengejutkan banyak pihak, mengingat peran strategis Gus Miftah dalam menjaga harmoni beragama di Indonesia yang multikultural.
Kini, perhatian beralih pada calon pengganti yang akan mengisi posisi penting ini. Presiden Prabowo memastikan bahwa proses pemilihan akan dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek secara matang.
Beberapa kandidat potensial mulai diusulkan, antara lain:
1. Yaqut Cholil Qoumas
Mantan Menteri Agama sekaligus Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor ini memiliki pengalaman luas dalam membangun toleransi antarumat beragama. Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Rembang dan Anggota DPR RI, menjadikannya kandidat yang mumpuni untuk melanjutkan misi kerukunan.
2. Ali Mochtar Ngabalin
Sebagai Tenaga Ahli di Kantor Staf Presiden, Ngabalin memiliki keahlian dalam komunikasi publik dan pengalaman di Komisi I DPR RI. Ia dikenal vokal dalam isu toleransi, membuatnya relevan untuk posisi ini.
3. Ustaz Adi Hidayat
Aktif berdakwah melalui media digital, Ustaz Adi Hidayat adalah tokoh populer di kalangan umat Islam. Sebagai Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, ia memiliki rekam jejak dalam menyampaikan pesan-pesan agama yang damai.
4. Ghazi Abdullah Muttaqien
Gus Ghazi, hafiz Quran dan tokoh muda inspiratif, dikenal mahir dalam berbagai bahasa asing. Dengan latar belakang intelektual dan religius, ia menjadi kandidat menarik untuk posisi ini.
5. Dr. Gamal Albinsaid
Sebagai dokter sekaligus inovator sosial, Gamal membawa pendekatan segar dalam isu agama dan masyarakat. Anggota DPR dari PKS ini juga dikenal secara internasional berkat berbagai penghargaan yang diraihnya.
6. Alissa Wahid
Putri sulung Gus Dur ini merupakan Koordinator Nasional Jaringan GUSDURian yang fokus pada pluralisme dan hak asasi manusia. Dengan pengalaman panjang dalam kegiatan sosial, Alissa menjadi kandidat kredibel untuk posisi ini.
Presiden Prabowo memastikan bahwa proses seleksi melibatkan berbagai pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan organisasi keagamaan lainnya. Diharapkan, sosok yang terpilih tidak hanya dapat melanjutkan tugas penting ini, tetapi juga memperkuat inisiatif pemerintah seperti program sertifikasi juru dakwah.
Keputusan Gus Miftah untuk mundur mencerminkan tanggung jawab moral yang patut dihormati. Siapa pun yang menggantikannya, tugas besar menanti untuk menjaga harmoni dalam keberagaman Indonesia. (fit/in)