back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
26.4 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

ChatGPT dan AI: Menggali Jejak Karbon di Balik Kecanggihan

Inspirasinusantara.id -- Di balik satu pertanyaan yang kita ketik ke ChatGPT, tersembunyi aliran listrik dan tetesan air yang bekerja diam-diam. Teknologi ini memang mengagumkan,...
BerandaBudayaKearifan Lokal Sulsel Mallanca: Simbol Ketahanan Tubuh dan Kebersamaan di Era Modern

Kearifan Lokal Sulsel Mallanca: Simbol Ketahanan Tubuh dan Kebersamaan di Era Modern

INSPIRASI NUSANTARA–Kearifan lokal Sulsel kembali menunjukkan peran vitalnya di tengah arus modernisasi yang kian deras. Tradisi Mallanca atau adu betis tidak hanya menjadi ajang hiburan pascapanen, tetapi juga simbol ketahanan tubuh dan kekuatan kebersamaan masyarakat.

Di tengah gaya hidup modern yang makin sibuk dan cenderung pasif, kearifan lokal Sulsel justru menawarkan cara unik untuk tetap sehat sekaligus mempererat hubungan sosial. Tradisi Mallanca atau adu betis yang digelar usai panen tak hanya menjadi hiburan rakyat, tetapi juga sarana menjaga kebugaran dan menjalin kebersamaan.

Dilansir dari Perpustakaan Digital Indonesia, keaifan lokal Sulsel ini lebih dari sekadar permainan rakyat, Mallanca menyimpan pesan-pesan penting. Di balik suara dentuman betis yang saling beradu, terkandung semangat gotong royong, penghormatan kepada leluhur, dan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh.

Permainan ini benar-benar menguji kekuatan betis sehingga beberapa peserta melakukan ritual penjampi-jampi agar betis mereka lebih kuat dan tahan terhadap cedera. Permainan ini melibatkan dua tim, masing-masing terdiri atas dua orang satu sebagai penendang, satu lagi sebagai penahan

Mallanca: Kearifan Lokal Sulsel untuk Kebugaran

Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa rendahnya aktivitas fisik menjadi penyebab utama meningkatnya penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, hipertensi, obesitas, hingga stroke. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, PTM bahkan menjadi penyumbang terbesar angka kematian di Indonesia.

Dalam konteks ini, Mallanca hadir sebagai jawaban lokal yang sarat makna. Digelar rutin setiap bulan Agustus dalam rangka rasa syukur atas hasil panen, tradisi ini bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga pengingat pentingnya hidup sehat dan menjaga solidaritas sosial.

Tiga Pesan Penting dari Tradisi Mallanca:

1. Olahraga Bernuansa Budaya
Mallanca menuntut kekuatan fisik, daya tahan, dan keberanian. Risiko cedera cukup tinggi, tetapi tak menyurutkan antusiasme peserta. Adanya ritual penjampi betis menandakan bahwa permainan ini bukan dilakukan asal-asalan, melainkan disiapkan dengan penuh kesungguhan dan nilai spiritual.

2. Simbol Kebersamaan Masyarakat
Sebelum pertandingan dimulai, masyarakat berkumpul dan makan bersama. Tradisi ini mempererat tali silaturahmi dan mencerminkan semangat gotong royong yang masih kuat di tengah masyarakat.

3. Sakral dan Menghargai Leluhur
Mallanca biasanya digelar di tempat yang dianggap sakral, seperti makam paman Raja Gowa, Sultan Alaudin. Ini menunjukkan bahwa permainan ini juga merupakan bentuk penghormatan terhadap sejarah dan nilai budaya yang diwariskan oleh leluhur.

Warisan Budaya yang Terus Relevan

Di tengah rutinitas modern yang minim gerak, Mallanca menawarkan alternatif segar olahraga yang menyatu dengan budaya dan mengakar kuat dalam nilai-nilai sosial. Tradisi ini menjadi bukti bahwa budaya tidak hanya untuk dikenang, melainkan bisa menjadi solusi gaya hidup sehat masa kini.

Mallanca adalah cerminan bahwa tradisi dan kehidupan modern tidak harus bertentangan. Justru dari tradisi seperti inilah kita bisa belajar tentang pentingnya hidup sehat, membangun kebersamaan, dan terus terhubung dengan akar budaya kita sendiri. (*/IN)