Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMI Teliti 8 Isu Perkotaan di Makassar, Tawarkan Solusi Berbasis Data

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMI Teliti 8 Isu Perkotaan di Makassar, Tawarkan Solusi Berbasis Data
MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UMI Teliti 8 Isu Perkotaan di Makassar, Tawarkan Solusi Berbasis Data. (foto:istimewa)

IN, MAKASSAR- Sebanyak 76 mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Sastra, Ilmu Komunikasi dan Pendidikan (FSIKP) menggelar riset opini publik tentang problem perkotaan yang sering terjadi di Kota Makassar. Riset ini dilakukan dengan mengacu pada suvey yang mengidentifikasi 8 top isu versi masyarakat.

Riset ini merupakan implementasi mata kuliah opini publik dan pencitraan. Riset bertujuan meningkatkan kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap problem sosial perkotaan di Makassar. Selain itu untuk memetakan beberapa isu yang menjadi persoalan berulang setiap Walikota.

Sejumlah isu yang menjadi fokus riset seperti persoalan anak jalanan, gelandangan dan pengemis, fenomena Pak Ogah, parkir liar, kemacetan, persoalan sampah dan minimnya budaya bersih masyarakat hingga persoalan banjir dan air bersih.

Muhammad Idris yang bertindak sebagai Dosen pendamping menjelaskan, riset ini dilakukan selama 3 bulan mulai November 2024 hingga Januari 2025. Mereka dibagi dalam 8 kelompok tim riset. Lebih dari 1000 responden masyarakat dari berbagai kecamatan di Kota Makassar dilibatkan dalam penelitian ini.

Dengan adanya riset ini, diharapkan mahasiswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga dapat berkontribusi secara langsung dalam memberikan solusi bagi setiap masalah sosial yang ada di lingkungan mereka.

“Hasil riset ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemangku kebijakan di Kota Makassar untuk membuat program yang efektif dalam menyelesaikan berbagai persoalan sosial berbasis skala prioritas,” jelas Idris.

Pengamat komunikasi publik ini meminta Walikota Makassar dan instansi terkait untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan semua komponen masyarakat termasuk pihak kampus khususnya dosen dan mahasiswa, komunitas, lembaga swadaya masyarakat dan komponen masyarakat lainnya.

Kolaborasi ini dapat berupa dialog, konsultasi, dan partisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan program kerja, termasuk soal riset opini publik.

Salah seorang periset, Tzamrah Uginayah berharap riset opini publik ini dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam membuat program kerja efektif.

Riset ini ungkap Tzamrah diharapkan membantu mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan ilmiah, berpikir kritis, dan analitis, sekaligus memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan.

“Riset yang kami lakukan semoga memberikan dampak signifikan terhadap kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah sosial secara efektif. Hasil riset berbasis data dan rekomendasi berbasis ilmiah semoga mendukung pengambilan keputusan serta kebijakan publik yang lebih efektif dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Hal sama dikemukakan St Azzahra Fauziyah Malik. Dari riset ini, mahasiswa bisa tahu seberapa banyak masyarakat paham akan isu-isu yang terjadi saat ini. Ia juga berharap pemangku kepentingan lebih mendengar aspirasi masyarakat sehingga bisa mengambil keputusan bijak.

“Riset opini publik yang dilaksanakan sangat membantu saya sebagai mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman permasalahan sosial yang dapat meningkatkan penyadaran publik agar bisa memberikan program yang tepat untuk semua khalayak,” ujar Azzahrah.

Mahasiswa angkatan 2022 ini mengatakan, jika riset yang dilakukan memberikan gambaran yang jelas tentang permasalahan sosial yang ada, termasuk tren, frekuensi, dan dampaknya terhadap masyarakat.Riset ini membantu pemerintah untuk memprioritaskan masalah yang paling mendesak dan memerlukan perhatian segera.

Hasil riset memberikan rekomendasi konkret berdasarkan data yang terkumpul. Rekomendasi mencakup strategi pencegahan, intervensi, dan solusi jangka panjang yang dapat diimplementasikan oleh pemerintah.

Dengan demikian, masyarakat dapat lebih aktif berpartisipasi dalam program pemerintah dan memberikan dukungan yang lebih besar terhadap kebijakan yang diambil. (*/IN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *