Membumikan Budaya Sulawesi Selatan: Haruskah Terus Terdiam Jika Material Kebudayaan Terkikis Habis

Budaya
BUDAYA. Suasana talkshow dalam kegiatan Festival yang memperkenalkan dan melestarikan budaya Sulawesi Selatan (Sulsel), serta menarik partisipasi dari mahasiswa sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS) di wilayah Sulawesi Selatan digelar Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kelurahan Universitas Hasanuddin (Unhas), di Aula Prof. Mattulada FIB Unhas, Rabu (06/11/2024).

IN, MAKASSAR — Festival yang memperkenalkan dan melestarikan budaya Sulawesi Selatan (Sulsel), serta menarik partisipasi dari mahasiswa sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS) di wilayah Sulawesi Selatan digelar Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kelurahan Universitas Hasanuddin (Unhas) salah satunya melalui Talkshow, di Aula Prof. Mattulada FIB Unhas, Rabu (06/11/2024).

Talkshow tersebut menghadirkan Guest Speaker, Guru Besar Filologi FIB Unhas, Prof. Muhlis Hadrawi, S.S., M.Hum bersama Akademisi Kebudayaan Sulsel, Dr. Andi Faisal, M.Hum. Juga dihadirkan langsung Awardee BPI Skema Pelaku Budaya, Nurul Khumairah, S.S dan perwalikan Dinas Kebudayaan Makassar.

Dalam talkshow tersebut, Andi Faisal memberi penakanan. “Seringkali kita menyesali dan geram atas kehilangan “nilai-nilai” kearifan dalam bangunan kebudayaan (sebagai supra struktur),” ujarnya.

“Namun, kita tidak menyadari dan terdiam seribu bahasa jika material kebudayaan (basis struktur) telah terkikis habis: hutan, tanah, air, laut, dst, dikuras habis untuk kepentingan pembangunan dan akumulasi kapital,” tambahnya.

Selain Talkshow, kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut diisi dengan berbagai acara, seperti Lomba Karya Tulis Ilmiah, Pameran Kuliner, dan Lomba Mewarnai untuk anak-anak usia 4-6 tahun.

Pada hari pertama, kegiatan Talkshow dan Lomba Karya Tulis Ilmiah sukses menarik perhatian peserta dari berbagai kampus, termasuk Universitas Cokrominoto Palopo, IAIN Parepare, Universitas Hasanuddin, UIN Alauddin Makassar, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Negeri Makassar, dan sejumlah kampus swasta di Makassar.

Festival Budaya ini berlangsung di Aula Prof. Mattulada, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin, dan dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I FIB Unhas, Mardi Ardi Amin Dalam sambutannya, dia menegaskan pentingnya budaya sebagai identitas yang harus dilestarikan, dijaga, dan dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, Lurah Beasiswa Pendidikan Indonesia Kelurahan Unhas, Muhammad Sudirman Akilie menyampaikan bahwa Festival Budaya ini menjadi salah satu terobosan untuk lebih menjaga identitas daerah Sulawesi Selatan yang kaya akan keragaman suku dan budaya.

Ketua panitia acara, Muhammad Ikbal Ali, juga memberikan laporan terkait penyelenggaraan Festival Budaya ini. Ia menjelaskan bahwa festival ini merupakan bagian dari program kerja Pengurus Kelurahan Beasiswa Pendidikan Indonesia Unhas, khususnya divisi Pengabdian Masyarakat, Budaya, dan Sosial. Walaupun sempat mengalami berbagai tantangan, acara ini berhasil terlaksana berkat kerja keras dan konsistensi tim panitia, serta dukungan dari sponsor, termasuk PALAPA Sablon, Cap Kaki Tiga, POKJA Kemahasiswaan FIB Unhas, dan PENSI FIB, yang juga berperan sebagai mitra media.

Dalam harapannya, Muhammad Ikbal menyampaikan keinginannya agar kegiatan ini mampu menginspirasi para peserta untuk turut aktif memajukan kebudayaan Indonesia, menyongsong Indonesia Emas 2045. Selain itu, Festival Budaya ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan Beasiswa Pendidikan Indonesia Skema Pelaku Budaya kepada mahasiswa S1 dan S2 yang berminat melanjutkan studi di bidang budaya. (*/IN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *