INSPIRASI NUSANTARA – Tahun 2024 diramaikan dengan berbagai tren unik di dunia kencan, salah satunya adalah ‘throning’. Fenomena ini menjadi sorotan setelah muncul dalam laporan Google Trends sebagai salah satu pencarian paling populer di kalangan Generasi Z (Gen Z) terkait hubungan romantis.
Apa Itu Throning?
‘Throning’ didefinisikan sebagai perilaku dalam kencan di mana seseorang mencari pasangan dengan status sosial lebih tinggi atau memiliki pengaruh besar demi meningkatkan citra diri. Dalam konteks ini, istilah ‘throne’ melambangkan kekuasaan atau pengaruh yang dimiliki oleh individu yang didekati.
“Fenomena throning sering kali berakar pada harga diri dan kebutuhan akan validasi sosial. Ini mencerminkan keinginan untuk merasa lebih berharga melalui hubungan dengan orang yang dianggap ‘berkelas’ atau ‘berkuasa,’” ujar Divyanshi Prabhakar, psikolog yang dikutip dari NDTV Profit.
Lebih dari Sekadar ‘Gold Digger’
Jika di masa lalu istilah ‘gold digger’ digunakan untuk mendeskripsikan hubungan yang didasari motif finansial, throning memiliki cakupan yang lebih luas. Motivasinya tidak lagi sebatas materi, tetapi juga mencakup kekuasaan, popularitas, dan pengaruh sosial.
Seolah-olah, individu yang terlibat dalam throning tidak hanya ingin “menggali emas,” tetapi juga ingin duduk di singgasana demi meraih kekuasaan dan pengakuan.
Sisi Gelap Throning
Meskipun tren ini menarik perhatian, throning juga memiliki sisi gelap. Tekanan untuk mempertahankan citra ideal di mata masyarakat dapat memengaruhi kesehatan mental individu yang merasa harus selalu membuktikan dirinya.
“Penting untuk mengenali nilai intrinsik seseorang yang tidak bergantung pada persepsi sosial,” kata Divyanshi.
Ia menambahkan bahwa hubungan yang sehat seharusnya dibangun di atas rasa hormat, nilai bersama, dan koneksi emosional yang autentik, bukan sekadar status sosial.
Akankah Tren Ini Bertahan?
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan media sosial, throning diprediksi akan terus menjadi sorotan di kalangan Gen Z. Namun, para ahli menekankan pentingnya membangun hubungan yang lebih bermakna dan berkelanjutan dibandingkan sekadar mengejar status sosial.
Apakah throning akan bertahan sebagai tren di tahun 2025? Waktu yang akan menjawab. (*/IN)