Menjaga Pesisir, Ribuan Pohon Mangrove Ditanam di Kelurahan Monro-Monro Jeneponto

Menjaga Pesisir, Ribuan Pohon Mangrove Siap Ditanam di Kelurahan Monro-Monro Jeneponto
MENJAGA PESISIR. Ribuan Pohon Mangrove Siap Ditanam di Kelurahan Monro-Monro Jeneponto. (foto:dok.mahadipa)

IN, MAKASSAR— Upaya pelestarian lingkungan terus digencarkan di pesisir Kelurahan Monro-monro, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto. Mahasiswa Dipanegara Pencinta Alam (MAHADIPA) Universitas Dipa Makassar bersama masyarakat setempat melakukan aksi nyata dengan menanam ribuan pohon mangrove untuk mencegah abrasi dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Ketua Mapala MAHADIPA, Selvianti Palondan, menegaskan bahwa mangrove bukan sekadar pohon biasa, melainkan benteng alami yang berperan penting dalam menjaga kestabilan ekosistem pesisir.

“Mangrove memiliki akar yang kuat untuk menahan tanah, sehingga dapat mengurangi dampak abrasi dan tsunami. Selain itu, hutan mangrove juga menjadi habitat bagi berbagai jenis biota laut dan berperan dalam menyerap karbon dioksida, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca,” jelas Selvianti, Selasa (11/02/2025).

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kerusakan ekosistem mangrove tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga mengancam sumber penghidupan masyarakat pesisir yang bergantung pada ekosistem laut.

Meski kegiatan penanaman ini mendapat dukungan luas, Selvianti mengungkapkan bahwa timnya menghadapi berbagai tantangan di lapangan. Salah satunya adalah gangguan dari hewan ternak warga yang masuk ke area penanaman dan merusak bibit mangrove yang baru ditanam.

“Untuk mengatasi masalah ini, kami memasang pagar di sekitar lokasi penanaman agar bibit mangrove bisa tumbuh dengan aman,” ujarnya.

Selain itu, tantangan lain datang dari arus pasang surut yang dapat menghanyutkan bibit mangrove sebelum sempat berakar kuat. Untuk mengatasi hal ini, tim MAHADIPA memasang ajir (penyangga kayu) di setiap bibit agar tetap berdiri kokoh dan memiliki kesempatan tumbuh dengan baik.

Keberhasilan rehabilitasi mangrove tidak hanya bergantung pada kelompok pencinta alam, tetapi juga partisipasi aktif masyarakat setempat. Warga yang tinggal di sekitar lokasi penanaman turut membantu menjaga bibit mangrove dari gangguan eksternal dan memastikan mereka tumbuh dengan baik.

“Masyarakat berperan penting dalam mencegah hewan ternak masuk ke area penanaman, tidak membuang sampah di sekitar mangrove, serta ikut merawat tanaman hingga besar,” tambah Selvianti.

Sebagai bagian dari komitmen MAHADIPA dalam menjaga lingkungan, kegiatan penghijauan ini bukan hanya dilakukan sekali, tetapi akan terus berlanjut. Setelah penanaman, tim melakukan monitoring secara berkala untuk memastikan bibit mangrove tumbuh dengan baik. Jika ada yang rusak atau mati, mereka akan segera menggantinya agar area yang sudah ditanami tetap terjaga.

“Kami juga berkoordinasi dengan masyarakat setempat agar mereka turut serta dalam perawatan dan perlindungan mangrove. Dengan bekerja sama, kita bisa memastikan mangrove tetap terjaga dan bermanfaat bagi lingkungan serta kehidupan masyarakat pesisir,” jelasnya.

Upaya konservasi mangrove ini diharapkan dapat terus berjalan dan menjadi tanggung jawab bersama. Menurut Selvianti, menjaga lingkungan bukan hanya tugas segelintir orang, tetapi kewajiban semua pihak.

“Jika kita semua turut berperan, baik dengan menanam, merawat, atau sekadar tidak merusak, maka generasi mendatang masih bisa menikmati keindahan dan manfaat mangrove. Mari kita jadikan konservasi bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi kebiasaan yang terus kita jaga,” tutup Selvianti.

Dengan langkah kecil yang dilakukan hari ini, masyarakat dan mahasiswa bersama-sama membangun masa depan yang lebih hijau dan lestari bagi semua. (*/IN)

Penulis: Priskawati Pakila’

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *