Pemanfaatan Pangan Lokal Sulawesi Selatan Untuk Tingkatkan Gizi

Pemanfaatan Pangan Lokal Sulawesi Selatan Untuk Tingkatkan Gizi
NANI Apriani Natsir Djide, S.Gz., M.K.M., dosen Stikes Nani Hasanuddin. (foto:inspirasinusantara)

IN, MAKASSAR— Sulawesi Selatan kaya akan pangan lokal bergizi seperti ikan bandeng, jagung pulut, daun kelor, dan ubi ungu. Namun, kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, terhadap manfaat pangan lokal ini masih minim.

Padahal, pangan lokal memiliki potensi besar untuk mendukung pola hidup sehat, khususnya bagi mahasiswa yang membutuhkan asupan gizi optimal untuk mendukung aktivitas akademik mereka.

Melihat potensi ini, kampus-kampus kesehatan di Sulawesi Selatan, seperti Stikes Nani Hasanuddin, mengambil langkah nyata dalam mempromosikan konsumsi pangan lokal bergizi.

Nani Apriani Natsir Djide, S.Gz., M.K.M., dosen Stikes Nani Hasanuddin, mengungkapkan bahwa kampusnya telah mengintegrasikan pembelajaran berbasis pangan lokal ke dalam mata kuliah. “Kami sudah mulai mengacu pada pangan lokal dalam pembelajaran mata kuliah, terutama untuk kesehatan masyarakat,” ungkap Nani, Jumat (24/01/2025)

Selain itu, dosen-dosen di Stikes Nani Hasanuddin juga aktif melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pengembangan pangan lokal. Salah satu contoh penelitian yang dilakukan adalah tentang pangan lokal khas Sulawesi Selatan, seperti dangke.

Dalam penelitian ini, dangke diolah menjadi produk baru, seperti biskuit bergizi tinggi, yang diharapkan dapat diterima oleh masyarakat luas. Meskipun penelitian tentang pangan lokal masih dalam tahap awal, Nani menjelaskan bahwa program studi di Stikes Nani Hasanuddin memiliki rencana jangka panjang untuk mendorong mahasiswa memanfaatkan pangan lokal sebagai topik skripsi.

“Ketika mahasiswa sudah mulai menyusun skripsi, kami akan mengarahkan mereka untuk mengidentifikasi, memanfaatkan, dan memproduksi makanan berbahan dasar pangan lokal,” tambahnya.

Hal ini diharapkan dapat mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru dalam pengolahan pangan lokal, sehingga pangan khas Sulawesi Selatan tidak hanya dikenal, tetapi juga dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.

Meski belum banyak penelitian yang dilakukan, langkah kecil ini menjadi pondasi penting untuk mengangkat pangan lokal sebagai solusi gizi berkelanjutan. “Untuk sekarang, karena masih awal, penelitian dan pemanfaatannya belum terlalu banyak. Namun, kami optimis langkah ini akan berkembang,” ujar Nani.

Dengan adanya inisiatif dari kampus-kampus kesehatan, diharapkan generasi muda, khususnya mahasiswa, semakin sadar akan pentingnya mengkomsumsi pangan lokal yang bergizi. Tak hanya untuk kesehatan pribadi, tetapi juga untuk menjaga keberlanjutan pangan dan budaya lokal. (*/IN)

 

Penulis: Priskawati Pakila’

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *