Budaya  

Generasi Z Animator Sulsel Bawa Budaya Lokal ke Panggung Dunia

Generasi Z Animator Sulsel Bawa Budaya Lokal ke Panggung Dunia
ILUSTRASI. Generasi Z Animator Sulsel Bawa Budaya Lokal ke Panggung Dunia. (foto:istimewa)

INSPIRASI NUSANTARA–Kreativitas anak muda Sulawesi Selatan kini membawa angin segar bagi dunia animasi global. Generasi Z animator asal Makassar, melalui karya-karya inovatif seperti The Last Trepangers: A Brother From Across The Sea dan produksi Stalagmite Studio, sukses menghidupkan kembali cerita budaya lokal dalam format animasi modern

Makassar, kota yang kaya akan tradisi dan sejarah, kini semakin diperhitungkan dalam dunia animasi global berkat generasi Z animator yang membawa budaya lokal Sulawesi Selatan ke panggung dunia. Dua karya animasi terbaru, The Last Trepangers: A Brother From Across The Sea dan berbagai produksi dari Stalagmite Studio, menjadi bukti nyata bagaimana kreativitas anak muda Sulsel mampu menghidupkan kembali sejarah dan kearifan lokal dalam format yang modern dan mendunia.

Stalagmite Studio dan The Last Trepangers menjadi contoh nyata bagaimana anak muda Sulawesi Selatan mampu mengubah identitas budaya menjadi karya animasi kelas dunia. Tidak hanya sekadar tontonan, tetapi juga medium edukasi yang memperkenalkan kearifan lokal seperti sejarah pelayaran Bugis-Makassar dan perdagangan teripang dengan Australia.

Inisiatif ini tidak hanya membanggakan Sulsel, tetapi juga membuka jalan bagi generasi muda lainnya untuk memanfaatkan seni dan teknologi sebagai alat pelestarian budaya yang inovatif dan relevan dengan perkembangan zaman.

Stalagmite Studio: Animasi Lokal dengan Sentuhan Global

Dilansir dari Linkedln, Stalagmite Studio merupakan sebuah startup animasi 3D asal Makassar yang telah menjadi pionir dalam membawa cerita-cerita budaya lokal seperti legenda pelaut Bugis-Makassar dan kehidupan masyarakat pesisir ke platform global. Dengan mengusung semangat “berpikir global, bertindak lokal,” studio ini berhasil mengemas cerita tradisional dalam animasi 3D yang relevan dengan audiens internasional.

Dengan strategi memanfaatkan media sosial seperti YouTube, Instagram, dan TikTok, Stalagmite Studio berhasil menjangkau audiens luas, baik di dalam maupun luar negeri. Salah satu karya unggulannya bahkan mendapatkan apresiasi di festival animasi internasional, membuktikan bahwa budaya lokal bisa mendunia jika dikemas dengan cara yang kreatif.

The Last Trepangers: Mengangkat Sejarah Pelayaran Sulsel ke Dunia

Bersamaan dengan itu, The Last Trepangers: A Brother From Across The Sea menjadi sorotan karena keberhasilannya menghidupkan kembali sejarah perdagangan teripang antara Makassar dan Marege, Australia Utara, yang berlangsung selama lebih dari dua abad. Diproduksi oleh Rumata’ Artspace – MIWF bersama Makkomikki dan Fakultas Desain dan Komunikasi Visual Universitas Negeri Makassar, animasi ini telah berhasil menarik perhatian penonton global dengan cerita yang inspiratif.

Cerita tentang Hasan dan Hasni, dua saudara kembar yang menanti kepulangan kakaknya dari Marege pada tahun 1907, bukan hanya menyentuh sisi emosional penonton tetapi juga memperkenalkan aspek penting sejarah Sulawesi Selatan yang hampir terlupakan. Diproduseri oleh Lily Yulianti Farid dan dikordinatori oleh Abi Nurabdiansyah, animasi ini mendapat dukungan dari Australia Indonesia Institute dan akan ditayangkan perdana di Australia.

Membuka Jalan untuk Generasi Muda

Baik Stalagmite Studio maupun The Last Trepangers menunjukkan bahwa generasi Z animator Sulawesi Selatan memiliki potensi besar dalam membawa budaya lokal ke panggung dunia. Dengan menggabungkan teknologi modern dan cerita yang berakar pada tradisi, mereka menciptakan karya yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik.

Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk lebih mencintai budaya mereka sendiri dan melihatnya sebagai aset yang dapat dikembangkan secara kreatif. Dari Makassar untuk dunia, generasi Z animator Sulsel membuktikan bahwa seni lokal memiliki daya tarik global yang tak terbantahkan. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *