back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
28.3 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Tempat Wisata Alam Ini Tawarkan 5 Air Terjun Spektakuler di Sulsel

Inspirasinusantara.id -- Tempat wisata air terjun di Sulawesi Selatan menyimpan pesona tersembunyi yang belum banyak dijamah pelancong. Dalam peringatan Hari Air Terjun Sedunia pada...
BerandaEkonomiPetani dan Nelayan sebagai Pilar Identitas Komunitas di Lumbung Pangan Sulsel

Petani dan Nelayan sebagai Pilar Identitas Komunitas di Lumbung Pangan Sulsel

INSPIRASI NUSANTARA — Di balik keberlimpahan hasil bumi dan laut di Sulawesi Selatan, ada sosok-sosok sederhana yang menjadi fondasi ketahanan pangan Sulsel dan identitas budaya yaitu petani dan nelayan.

Sulawesi Selatan, yang dikenal dengan keanekaragaman budaya dan kekayaan alamnya, memiliki hubungan yang erat antara masyarakat dan sektor pertanian serta perikanan. Dalam kehidupan tradisional, petani dan nelayan tidak sekadar dianggap sebagai penyedia pangan, tetapi juga sebagai pilar utama pembentuk identitas kolektif yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Dilansir dari situs resmi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, wilayah ini memainkan peran strategis dalam mendukung upaya nasional untuk memenuhi kebutuhan pangan serta memperkuat perekonomian melalui sektor pertanian. Dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, Sulawesi Selatan memiliki potensi besar dalam pengembangan berbagai komoditas pertanian mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, hingga peternakan dan perikanan.

Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian regional sangat signifikan, terutama dalam menjamin ketahanan pangan dan menopang stabilitas sosial.

Peran Sosial dan Publik Petani-Nelayan

Petani dan nelayan di Sulawesi Selatan memegang peran sosial yang sangat penting dalam menjaga keberlanjutan ekonomi sekaligus pelestarian budaya lokal. Mereka adalah garda terdepan dalam sektor pangan, sekaligus penggerak utama dalam melestarikan kearifan lokal.

Aktivitas bertani atau melaut yang mereka lakukan bukan semata demi ekonomi, tetapi juga merupakan bagian dari warisan tradisi yang mempererat solidaritas komunitas.Di wilayah pesisir, para nelayan memiliki kedudukan penting dalam kehidupan sosial.

Kegiatan berbagi hasil tangkapan menjadi simbol kebersamaan yang memperkuat ikatan antarwarga. Demikian pula dengan petani, yang menjadi pusat kehidupan di pedesaan. Melalui praktik gotong royong seperti membangun saluran irigasi atau merawat lahan secara kolektif mereka menciptakan ruang kebersamaan yang menyatu dalam keseharian.

Cerita Turun-Temurun dalam Tradisi Panen di Sulsel

Di berbagai daerah di Sulawesi Selatan, tradisi yang diwariskan petani dan nelayan masih dijaga dengan baik. Salah satu contohnya adalah perayaan panen. Dalam budaya Bugis-Makassar, perayaan panen bukan hanya bentuk ungkapan syukur atas hasil bumi, tetapi juga ritual kolektif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mappadendang merupakan salah satu ritual syukur usai panen padi, yang telah menjadi adat masyarakat Bugis sejak zaman dahulu. Upacara ini lazimnya dilakukan setelah panen raya dan menjelang musim kemarau.

Hal serupa juga dijumpai di wilayah pesisir, di mana perayaan hasil tangkapan laut diadakan dalam bentuk festival yang melibatkan seluruh komunitas. Dalam tradisi tersebut, nelayan membagikan hasil tangkapan sebagai simbol solidaritas.

Acara ini juga sering dihadiri para tetua adat yang menyampaikan nasihat tentang pentingnya menjaga kelestarian laut dan sumber daya alam bagi generasi mendatang.

Menjaga Identitas Melalui Tradisi dan Kebersamaan

Petani dan nelayan tidak hanya membangun identitas lewat profesi mereka, tetapi juga melalui tradisi yang hidup dan terus dilestarikan. Tradisi ini menjadi perekat sosial yang menciptakan komunitas yang solid serta menjaga warisan budaya yang telah mengakar kuat.

Perayaan panen dan hasil tangkapan bukan semata bentuk perayaan kesuksesan, tetapi juga cermin bahwa mereka merupakan bagian dari sistem yang lebih besar—sebuah sistem yang menjaga keseimbangan antara alam dan kehidupan sosial.

Sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan, Sulawesi Selatan berhasil menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas. Identitas kolektif yang dibentuk oleh para petani dan nelayan menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan panjang Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan yang kaya akan potensi serta budaya. (*/IN)