INSPIRASI NUSANTARA–Generasi Z membawa angin segar bagi kuliner tradisional Sulawesi Selatan. Dengan inovasi rasa, penyajian modern, dan sentuhan media sosial, mereka menjadikan makanan khas ini jadi bisnis yang hits.
Kuliner tradisional Sulsel kini memiliki wajah baru di tangan generasi Z. Tak lagi sekadar menjadi makanan nostalgia, kuliner tradisional ini menjelma sebagai tren bisnis kekinian yang digemari lintas generasi.
Dilansir dari Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan (JUMBIKU), hadirnya konten food vlogger di media sosial memiliki peran penting dalam mengenalkan kuliner nusantara kepada generasi Z yang cenderung menyukai kuliner kekinia. Peran media sosial menjadi katalis utama dalam perubahan ini.
Gen Z, yang dikenal sebagai digital native, memanfaatkan platform seperti Instagram dan TikTok untuk memperkenalkan kuliner tradisional secara lebih menarik dan personal. Fenomena ini tak hanya memberi warna baru pada dunia kuliner, tetapi juga membuka peluang bisnis yang menjanjikan.
Berikut beberapa strategi Gen Z dalam membawa kuliner tradisional menjadi bisnis hits:
1. Kreativitas dalam Penyajian
Gen Z memadukan estetika modern dengan nuansa tradisional. Contohnya, penganan tradisional Sulsel seperti ayam palekko disajikan dalam bentuk bento box yang cantik dan fotogenik, sehingga cocok untuk media sosial.
2. Inovasi Rasa dan Konsep
Mereka menggabungkan cita rasa lama dengan bahan atau teknik modern. Es pisang ijo, misalnya, kini hadir dengan tambahan topping boba atau rasa matcha, membuatnya relevan bagi pasar anak muda.
3. Pemanfaatan Media Sosial
Gen Z ahli dalam memanfaatkan media sosial untuk pemasaran. Dengan video pendek di TikTok atau Instagram, mereka membangun narasi emosional tentang resep keluarga atau cerita asal-usul kuliner tersebut, menarik perhatian konsumen.
4. Kemasan Ramah Lingkungan
Kemasan juga menjadi kunci. Alih-alih menggunakan plastik, Gen Z memilih bahan ramah lingkungan yang mendukung gaya hidup berkelanjutan—hal yang sangat penting bagi konsumen masa kini.
5. Mengutamakan Cerita Lokal
Mereka menjual lebih dari sekadar rasa, tetapi juga pengalaman budaya. Menyertakan cerita tentang tradisi atau asal-usul makanan tradisional dalam strategi pemasaran membuat produk lebih bernilai di mata konsumen.
6. Kolaborasi dengan Influencer
Menggandeng influencer lokal atau food vlogger turut membantu mempopulerkan produk kuliner tradisional mereka. Promosi ini terbukti efektif menarik pasar yang lebih luas.
Dengan kombinasi kreativitas, teknologi, dan kesadaran budaya, generasi Z mampu menghidupkan kembali kuliner tradisional sebagai peluang bisnis yang tak hanya menguntungkan, tetapi juga menjaga warisan leluhur tetap hidup.
Apakah Anda siap mencicipi atau bahkan memulai usaha serupa? (fit/in)
Sumber : Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan (JUMBIKU), Minat Kuliner Nusantarapda Gen Z